Friday, October 8, 2010

ASI oh ASI

Kalau ada yang bilang memberikan ASI itu mudah, bagi saya omong kosong !!!!!!! Masih teringat betapa jatuh bangunnya *dangdut banget yaks*  saat awal berusaha memberikan ASI pada Haura.. Pada saat kehamilan jujur saja saya tidak terlalu banyak mengetahui tentang seluk beluk ASI apalagi di lingkungan sekitar saya masih terlihat lebih banyak bayi yang meminum sufor daripada ASI., Pada saat itu sedang booming IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang dilakukan artis-artis dan sedang gencar2nya digalakkan, walhasil saya pun ikut-ikutan *tanpa tau teorinya lebih dalam*, saat booking tempat di sebuah RSIA di Bandung saya request ingin melakukan IMD dan ingin ASIX (room in).

 

Perjuangan melahirkan dengan normal pun sungguh di luar bayangan karena selama ini kalau mendengar cerita teman/saudara sepertinya gampaaaang sekali, pembukaan 1  dilanjut dengan 2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan brolllll si baby keluar ^_^.

Tapiiiii ternyata proses pra persalinan saya penuh dengan keringat dan  derai air mata *lebayyyyy*, bayangkan kontraksi dari hari Jumat pagi Haura baru lahir Senin pagi, 3 x 24 jam *kalau tamu di perumahan saya sudah wajib lapor*. Pembukaan yang saya alami hanya mentok di pembukaan 2 dan akhirnya harus diinduksi… huhuhuhuhu…. Rasanya mak nyosssssssssss  ^_^…. Hampir saja saya menyerah meminta dilakukan operasi cesar, mama mertua pun menyarankan cesar karena tidak tega melihat saya yang sudah sangat kesakitan dan kecapean katanya mendengar rintihan saya saat menahan kesakitan seperti sapi yang mau melahirkan, tapi saat itu DSOG, Suami dan Ibu selalu menyemangati bahwa saya sanggup melewatinya, walalupun pada saat mengejan saya sempat hampir tertidur dan kehabisan tenaga karena begadang selama 3 (tiga) malam. Alhamdulillah pada hari Senin tanggal 04 Februari 2008 pukul 07.05 WIB lahirlah seorang bayi perempuan mungil dengan berat 3020 gram dengan panjang 48cm. Kulit putih bersih seperti kapas dan mata hitam yang bulat membuat saya terkagum-kagum dengan sosok mungil itu sehingga kami menamakannya Haura (berkulit putih bermata hitam). Haura langsung ditempelkan di dada tapi salah seorang perawat karena tidak sabar Haura langsung dibantu ke arah putting *sedikit kecewa* dan happ Haura dengan lahap menghisap putting walalupun saat itu ASI saya belum keluar . Itulah pengalaman paling indah yang saya alami di dalam hidup saya.

 

Nah setelah itu saya memulai perjuangan saya yang sebenarnya, gempuran dari lingkungan sekitar sangat dahsyat *lebay*. Susu merk S** bagus loh mengandung bla..bla..bla.. atau anaknya si ini susunya merk E******* umur 2.5 tahun sudah bisa baca atau anaknya  si ini susu merk N******* badannya gemuk sehat atau campur aja ASI+sufor biar anaknya cerdas dan masih banyak lagi yang lainnya.  Dengan mata kepala sendiri saya melihat saudara sepupu saya yang tidak bisa memberikan ASI karena merasa kesakitan saat menyusui “ah, mending susu botol aja, geuningan nyeuri nyusuan the” (red:menyusui itu ternyata sakit) dengan becanda saya katakan “waktu buatnya sakit gak ???” ^_^hehehehe atau seorang ibu dengan pengetahuan yang minim sang ibu memberikan ASI + sufor dan lama kelamaan ASI mengering dan akhirnya bayi harus puas hanya meminum sufor padahal yang saya tahu ASI itu prinsipnya supply-demand kalau intensitas pemberian dikurangi (dengan mencampur sufor) maka produksinya pun akan berkurang *gitu sih yang saya baca dari milis ASI dan dari konsultasi DSOG, DSA*. Atau pengalaman teman dekat saya yang selalu bercerita “ASI gw gak cukup jul, anak gw nangis mulu kelaparan pas dikasi sufor langsung deh nyenyak tidurnya beratbadannya juga cepet banget naiknya, temen gw yang ngasi ASI anaknya kurus kaya kurang gizi” lagi-lagi menurut informasi yang saya kumpulkan dari milis, web kesehatan dan DSA mengatakan ASI benar2 dipengaruhi pikiran si ibu kalau berpikir gak cukup ya benar2 akan tidak cukup tapi kalau rasa PD tinggi dan yakin bahwa ASI banyak maka ASI akan benar2 banyak. Lagian sehat tidaknya bayi juga parameternya bukan berat badan masih banyak parameter lainnya dan asal berat badan masih dalam batas normal.

Kecuali pada para ibu yang memang punya masalah medis sehingga benar-benar tidak bisa memberikan ASI pada bayinya tapi saya yakin dari setiap masalah pasti ada jalan keluarnya ^_^.

 

Teori sih gampang tapi kenyataannya ??? aw..aw..aw..aw..Tantangan datang pada hari ke tujuh, puting sudah mulai lecet sekaligus kanan kiri rasanya badan meriang panas dingin dan setelah diperhatikan mata Haura jadi menguning, terlihat lemas tidak mau menyusu maunya tidurrrrr terus. Saat kontrol ke DSA bilirubin Haura 12.4 jauh dari batas aman yang harusnya 10, DSA mengatakan dampak dari penyakit kuning yang akan mengganggu perkembangan otak dll. Akhirnya diputuskan Haura harus disinar dan menginap di RS. Panik setengah mati, sedih merasa harus menghadapi sendirian karena suami yang sudah kembali ke site. Kalau ingat saat itu airmata saya jika dikumpulkan bisa memenuhi 1 (satu) gallon aqua *terlalu lebay yaa?*. Akhirnya sebuah keputusan sulit saya buat Haura harus ditambah sufor saat dirawat di RS karena menurut DSA nya ASI saya tidak mencukupi. Tapi saya wanti-wanti pada perawat agar memberikan sufor dengan sendok agar Haura tidak bingung putting. ASI pun saya perah setiap  saat di rumah karena hanya boleh mengunjungi bayi 2 x sehari saat pagi dan sore. Setelah menyusui Haura di RS pun saya sempatkan memerah ASI untuk bekal Haura. Bapak saya pun mendukung saya soal ASI beliau dengan sabarnya mengantarkan ASIP dalam botol pada siang hari dan malam hari bahkan tengah malam  untuk Haura padahal perjalanan dari rumah-RS bisa mencapai 1 (satu) jam. Alhamdulillah dalam jangka waktu 2 (dua) hari Haura sudah boleh pulang ke rumah.

 

Di rumah perjuangan memberikan ASIX belum selesai, karena cara menyusui saya yang belum benar alhasil putting yang sebelumnya lecet semakin lecet hingga berdarah. Sepuluh hisapan pertama adalah siksaan yang tiada tara saya hanya bisa menggigit bibir karena kesakitan rasanya sakiiiiiiiiiiiiitttttttttt dan pediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhhhhhh sekali badan mendadak meriang tapi selanjutnya tidak terasa sakit karena putting menjadi kebal . Akhirnya dengan bodohnya saya berpikir sepertinya enak ya pakai sufor saya bisa beristirahat apalagi iklan-iklan di tv yang begitu meyakinkan mengatakan mengandung A,B,C,D yang bisa buat anak cerdas, saya pun melihat anak-anak yang diberikan sufor tidak ada permasalahan berarti. Saya berpikir tidak ada salahnya mencampur dengan sufor toh saya masih tetap memberikan ASI, sekali lagi dengan bodohnya saya menganggap ‘jadinya kan dapat manfaat dua-duanya’ *huhuhuhu oon banget yaaaa?* Minimnya pengetahuan saya tentang ASI tersebut dan rasa sakit saat putting lecet/PD bengkak belum lagi Haura yang sering menangis tengah malam karena saya pikir kelaparan maka saya memberikan kembali sufor *hiks hiks*, Haura hanya mau minum sufor sebanyak 3 (tiga) suapan selebihnya hanya menangis (sekarang baru sadar alhamdulillah saat itu Haura tidak mau minum sufor ^_^ ). Sempat saya merasa stress, kecapean karena begadang setiap malam bahkan saking kesalnya karena mendengar Haura yang terus menangis tanpa sebab membuat saya sempat sebel sampai-sampai melemparkan bantal ke lantai dan mendumel tiada henti pada malam hari. Tiba-tiba saya mendadak jadi menyalahkan suami “Enak banget ya bisa tidur nyenyak tiap malam sedangkan aku disini begadang terus, bikinnya bareng susahnya gak bareng” *jangan ditiru ya teman2 maklum stress berat*.

 

Alhamdulillah ibu yang selalu mendampingi tidak bosannya memberi pengertian untuk lebih relax dalam menghadapi semuanya “istighfar teh, istighfar… sana ambil wudhu trus shalat” dan sekarang saya baru sadar mungkin itu kali yang dinamakan babyblues. Walhasil dengan kondisi saya yang seperti itu tidur kurang, jahitan bekas melahirkan masih sakit, PD bengkak, putting lecet, Haura nangis terus ASI saya semakin seret ditambah stress apalagi Haura menjadi sama sekali tidak mau minum sufor. Hingga satu waktu saya chating dengan salah seorang teman sekelas saat SMU saya bernama  Hadiid Agita yang akhirnya berujung dengan curhat soal ASI. Setelah diskusi panjang lebar dan Agit yang selalu memberi semangat hampir setiap saat dan saya pun mulai aktif kembali mencari info tentang ASI akhirnya saya dapat berpikir jernih bahwa semua permasalahan ada pada saya. Bukan sufor yang tidak cocok atau bukan sufor yang tidak enak sehingga Haura tidak mau minum atau sibuk mencari sufor yang terbaik tapi bagaimana caranya agar produksi ASInya berlimpah sehingga Haura tidak perlu minum sufor. Tidak lupa ibu adalah salah satu orang yang sangat mendukung saya saat itu dan mengingatkan menyusui itu sunah Rasulullah sampai umur bayi 30 (tiga puluh) bulan “Pasti bisa ko teh.!!!”. DSA Haura memberikan obat-obat pelancar ASI tapi saya merasakan tidak ada pengaruhnya dan DSA menyarankan untuk banyak makan sayuran terutama daun papaya. Disinilah aku berhasil meracik juice daun papaya, makan-makanan bergizi yang sangat manjur membuat produksi ASI berlimpah dan tidak lupa dengan memupuk rasa Percaya Diri bahwa yakin ASI cukup untuk Haura. Alhamdulillah 1 (satu) kaleng sufor langsung masuk tong sampah dan Haura berhasil meminum ASI full sampai 6 bulan dan dilanjut sampai 26 bulan ^_^. Subhanallah ternyata rasanya lebih nikmat, lebih rilex tidak perlu cuci botol, steril botol membuat susu tengah malam. Hanya tinggal buka dan happp ^_^.

 

Salah satu artikel yang pernah saya baca adalah dari ibujempol.com yang cukup mengena sampai sekarang tentang Rahasia Sukses ASI.

 

Rahasia Sukses ASI adalah NIAT + ILMU + SUPPORT = SUKSES

NIAT, semua berawal dari niat cekoki diri dengan pernyataan ASI adalah Hak Asasi setiap bayi.  Niat  dan tekad baja ini amat sangat diperlukan karena nantinya kita akan dihadapkan dengan lingkungan yang gak pro ASI mungkin juga tantangan dari orang terdekat bahkan tenaga medis yang terkadang tidak pro ASI. Niat saya di awal masih setengah-tengah jadinya melaksanakannya pun masih setengah-setengah *maafkan mamam ya nak*

ILMU, bekali diri dengan ilmu perASIan dari semenjak masa kehamilan (jangan seperti saya yaaaa, telat banget taunya ^_^), pelajari semua ilmu sampai ngelotoks sampai timbul rasa Percaya Diri. Kalau dah PD suara2 negatif tentang ASI lewat deh.

SUPPORT, support bisa didapat dari suami (luv u pap), orang tua, saudara, teman, bergabung dengan mailing list yang membahas ASI  atau bisa juga mencari teman seperjuangan dengan mengunjungi blog ibu, bunda, mama, umi yang hebat yang bisa melalui seluruh rintangan untuk memberikan ASI pada bayinya. Saat itu saya banyak bertemu ibu-ibu MPers yang tidak kalah perjuangannya dalam memberikan ASI.

 

Oya sampai saat ini saya juga salut pada para ibu pekerja yang ternyata bisa memberikan ASIX pada bayinya bahkan tidak jarang sampai bayi berumur 24 bulan. Mendengar perjuangannya yang beragam sampai ada yang harus memerah ASI di kamar mandi, ruang rapat, gudang, pantry atau saat dinas ke luar kota/negeri sibuk mencari freezer hanya untuk menyimpan ASIP. Ah pokonya sepuluh jempol *jempolnya sapa lagi?* untuk para ibu bekerja yang masih dengan setia melaksanakan kewajibannya untuk memberikan hak bayinya. Jadi saya yang seorang ibu rumah tangga yang mempunyai banyak waktu bersama bayi masa kalah dengan para ibu hebat lainnya. Yes we can !!!!!!

 

Oopsss maap jadi kepanjangan saya hanya ingin berbagi terutama pada teman-teman calon ibu dan calon ayah atau teman/sahabat yang sudah mempunyai bayi tapi tidak berhasil memberikan ASI untuk anaknya. Saya ingin mengajak semua orangtua untuk sadar bahwa ASI adalah yang terbaik untuk 6 bulan pertama kehidupan bayi kita. Tidak ada yang bisa menggantikan ASI apapun merk susunya bahkan susu termahal sekalipun !! Komponen ASI sudah diciptakan Allah sedemikian rupa, sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak. Sapi manapun tidak bisa memproduksi that kind of milk. So kenapa sekarang saya jadi fanatic ASI, Kalau ada yang terbaik, gratis, mudah dan praktis mengapa harus cari yang bayar dan repot  ???

 

Disini saya tidak anti sufor/susu sapi, menjelek-jelekan sufor/susu sapi, atau jadi sceptic pada sufor/susu sapi toh saat ini Haura kadang minum susu sapi UHT. Disini saya juga tidak bermaksud untuk memojokkan , judging, labelling para Ibu yang dengan segala keterbatasan dan hambatan yang ada sehingga tidak bisa memberikan ASI sekali lagi saat ini pun Haura kadang meminum susu sapi UHT. DIsini saya hanya mencoba sharing dan saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Amanah Allah yang telah diberikan pada saya. “Mama hanya bisa memberikan ini di 2 tahun pertama kehidupanmu sayang”. Semoga kejadian di atas tidak terulang pada adik-adiknya Haura nanti (adik-adik???? Hmmmm terlihat akan lebih dari satu) ^_^

 

Mohon maaf bagi yang tidak berkenan.

 

 

 

 

Notes :

Beberapa tips permasalahan pada saat menyusui yang saya hadapi selama ini dan dapat melaluinya

-         Putting tenggelam, jangan takut ada terapi khusus dari DSOG, bisa dipersiapkan dari semenjak hamil jadi saat bayi lahir PD sudah siap.

-         PD bengkak, dikompres dengan air hangat dan dilakukan massage *waktu itu aku diajarkan perawat saat di RS* tapi sebenarnya obat yang paling manjur sering susui  bayi hingga ASI dapat keluar atau ASI dapat diperah untuk mengurangi bengkak.

-         Putting lecet, sehabis menyusui oleskan ASI pada putting atau bisa juga menggunakan madu saat bayi akan menyusu bisa dilap dahulu dengan air matang yang hangat

-         Ruam di pipi bayi, sehabis menyusu lap pipi atau sekitar mulut bayi dengan air matang hangat lalu keringkan. Jika masih belum hilang ada kemungkinan alergi kosmetik bayi, dulu Haura mengganti seluruh kosmetik (sabun, shampoo, healing cream) dengan produk Sebamed.

-         Kurang Tidur saat malam, berlatih menyusui dengan posisi tidur tapi tetap harus hati-hati karena bayi bisa tersedak atau melepaskan putting tiba-tiba sehingga ASI dapat memancar keluar dan mengenai mata dan hidungnya. Tapi jika sudah terbiasa akan sangat membantu ibu untuk bisa sekalian beristirahat.

-         Malu menyusui depan umum, tidak perlu malu sekarang sudah banyak produk apron menyusui/nursing cover, baju menyusui atau beberapa ibu  bahkan memerah ASI nya agar bisa diberikan di depan umum tapi saya pribadi karena tidak mau repot lebih memilih yang plug&play ^_^hehehe

-         Intensitas bayi BAB tinggi, jangan khawatir karena memang ASI gampang dicerna oleh ASI sehingga bayi lebih sering BAK dan BAB.

-         Bayi menangis kelaparan, eits jangan main ngejudge bayi nangis itu karena lapar, coba perbaiki cara menyusui yang benar (di bagian aerolanya), penyebab bayi menangis bermacam-macam bisa di lihat di http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/164-asi-tidak-cukup-apakah-benar

-          Jadi jangan buru-buru memberikan sufor apalgi merasa puas saat bayi diberi sufor tidurnya lebih nyenyak..

-         Dll (masih mengingat-ingat apa saja permasalahan dulu)

 

Kalau ada yang kurang atau salah mohon dikoreksi yaaaa ^_^

 

6 comments:

  1. nice blog :)
    Btw, juice daun pepaya?
    Rasanya apa tuh sis? Dan gmn cara bikinnya?
    Tfs ya :)

    ReplyDelete
  2. tq.... seingatku pernah posting resepnya di MP tapi ko lupa naruhnya dimana :)hehehe

    daun pepaya+daun katuk di rendam air panas sebentar lalu dicampur dengan susu menyusui trus diblender deh .. rasanya pahit tapi tersamarkan dengan rasa susu yang manis ^_^
    Silahkan dicoba biar gak penasaran :)hehe

    ReplyDelete
  3. trimakasih sharingnya...
    terharu dgn perjuangannya.. sampai saya berkaca2..hiks hikss.. merasa senasib..
    tapi selamattt yaaa.. sekarang pasti rasanya puas deeeh karena telah kuat melalui hari hari berat itu... semoga saya juga bisa terus melunasi haknya babyku.

    Tapi mbak aku mo cerita nih, sekarang kan babyku udah mulai MPASI (6 stengah bulan), badannya jadi ga 'seberisi' sebelumnya.. Saya sendiri agak merasa terganggu juga dgn komentar tetanggaku yg bilang bayiku kurussss.... tetanggaku itu combine asi dgn sufor, bayinya emang berisi sekarang (3bulan) dan udah bisa tidur through the night.
    Saya terpengaruh sekali dgn komentar dia soalnya bisa dibilang dia satu2nya temanku di kota ini (ga ada orang Indonesia disini dan yg laen rata2 pada ngomong prancis, sementara saya ga bisa.. hiks).
    Beberapa hari yg lalu baby ku masih kebiasaan minta asi setiap 3 jam, tapi udah seminggu ini setelah aku tambahin porsi makan malamnya (sampai dia ga mau lagi), alhamdulillah sih udah bisa tidur agak lamaan. Tapi saya malah jadi khawatir karena menyusunya siang malam jadi sedikit...takutnya pengaruh ke produksi asi ke depannya.

    Maaf ya jadi curhat nih.. abis bingung mo curhat sama siapa lagi..

    ReplyDelete
  4. gapapa ko mba mo curhat juga gapapa... saya juga pernah ada dalam situasi kaya gitu... Coba untuk budeg aja jangan gampang kepengaruh.. ikut milis2 kesehatan ASI atau perbanyak sharing dengan yang pro ASI, di MP ini banyak loh teman2 yang senasib seperjuangan.. malah lebih penuh darah dan air mata ^_^hehehe

    Dulu Haura juga begitu karena sudah mengenal MPASI jadi mimi ASInya agak kurang tapi itu wajar ko, kadang saya tambahkan ASI pada MPASInya. Masalah berat badan masih dalam batas normal kan ? kondisi fisiknya juga normal ka ? ya gapapa mom.. anak sehat gak harus gemuk loh.. kalo gemuk malah bisa0bisa obesitas... Pokonya yang penting sehat. Kalau dulu memang berat badan HAura gemuk gak kalah ma anak yang mengkonsumsi sufor tapi ada salah satu sahabat saya berat badan anaknya malah selalu kurang tapi dia tetap tidak memberikan sufor san ASINya tamat sampai 2 tahun, alhamdulillah kondisi badannya sehat-sehat saja bahkan DSAnya bilang gak papa... so... positive thinkin aja mom... semua yang dari Allah SWT pasti yang terbaik ko ^_^

    ReplyDelete