Semua berawal dengan postingan curhatan atau lebih tepatnya sharingan *halah jadi dibaca saringan* saya. Sumpah Demi Allah tulisan itu dibuat bukan untuk menyindir atau menyakiti siapapun saya hanya mencoba berbagi kisah tentang memang 'betapa susahnya' memberikan ASI pada anak sehingga orang-orang yang membaca tidak melakukan kesalahan yang pernah saya buat saat itu.
Dalam tulisan itu memang saya menyebut istilah anak sapi dengan potongan kalimat sebagai berikut ---untung saja haura saat itu menolak minum sufor kalau tidak lanjut jadi anak sapi deh ^_^hehehe ---
Saya tidak menyangka reaksi yang timbul sangat berdampak negatif padahal saya sudah meminta maaf dan menjelaskan asal muasal kata 'anak sapi' tersebut dan saya pun mengedit tulisan tersebut untuk menghindari polemik yang berkepanjangan dan tidak mau ada lagi yang tersakiti karena tujuan awal saya pun hanya sekedar sharing.
Darimana asal muasal saya dengar kata 'anak sapi' ??? Saya dengar dari salah satu teman saya yang memang memberikan sufor pada anaknya, karena sudah umur 3 tahun si anak masih suka ngedot kadang teman saya tersebut sering menggoda anaknya dengan sebetun "ihhhh anak sapi , masa dah gede masi ngedotttt"
Saya tidak berpikir panjang dan saya ambil istilah tersebut tapi ternyata dampaknya jadi panjang begini
Penasaran... akhirnya saya coba googling dan ternyata istilah anak sapi ini benar2 menjadi polemik di kalangan ibu-ibu yang memberikan sufor. Saya sempat kaget apalgi setelah baca beberapa blog yang saya baca, ternyata istilah tersebut membuat rasa tidak nyaman, sakit hati atau malah berujung ada yang malah menghujat kampanye ASI baik dalam bentuk milis, blog atau apapun. Wahhhh akhirnya saya mengerti mengapa ada yang sesewot itu gara-gara saya menyebut istilah anak sapi.
Ternyata setelah mencari info-info lebih jauh pro-kontra istilah 'anak sapi' tersebut saya mencoba melihat dari 2 (dua)sisi. Saya yakin para ibu atau orang-orang yang berkampanye ASI tidak ada maksud untuk menyakiti sesama ibu lainnya, maksudnya baik untuk mendukung pemberian ASI. Hanya mungkin istilah tersebut digunakan untuk menyindir *menurut pandangan saya ya .. maaf kalau salah" yang memang tidak mau memberrikan ASI. Tapi jadinya terkesan keras bagi para ibu-ibu yang memberikan sufor apalagi pada ibu yang memang karena keterbatasan dan kendala secara medis atau mental.
Siapa yang gak sewot wong dilahirkan susah-susah eh dicap anak sapi pasti sedih lah tapi ada juga loh teman saya yang memang cuek dengan santainya dia bilang "lah emang kenyataannya ko dia minum susu sapi kalo ada yang bilang anak sapi biarn aja deh," *sambil cengar-cengir...
Atau para ibu yang sudah bersusah payah memberikan ASI padahal sudah bolak-balik ke klinik laktasi atau melakukan berbagai cara tapi tidak berhasil dan harus menyerah memberikan sufor.Makanya saat anaknya diberikan label seperti itu perasaannya sangat sedih. Dengan tidak bisa memberikan ASI saja sudah cukup sedih apalagi mendengar istilah tersebut.
Saya malah jadi sedih setelah membaca beberapa statement ibu yang malah balik menghujat milis atau perkumpulan pro ASI yang dianggap sok idealisme dan penjahat karena dirasa telah memojokkan para ibu lainnya. Atau statement-statement lainnya yang malah jadi menyimpang .
Sekali lagi saya yakin ko para ibu yang ada dalam milis ASI/kesehatan yang berkampanye ASI tidak ada maksud menyakiti para ibu lainnya. Mereka hanya mengingatkan ibu2 agar tetap memberi ASI karena semakin gencarnya perusahaan susfor berpromosi. Pada saat itu memang banyak ibu2 yang yang memberikan sufor ke anaknya bukan karena ASInya tidak keluar atau tidak cukup, tapi karena tidak tau kalo ASI itu yang terbaik buat bayinya. Dulu juga belum banyak informasi bagaimana meningkatkan produksi ASI, bagaimana memberikan ASI pada kondisi ibu yang bekerja dan lainnya. Sekarang akses informasi begitu mudah dan para ibu juga tau kalo ASI adalah yang terbaik untuk bayi, tentunya ibu-ibu mengusahakan semampunya untuk memberi ASI, karena sudah insting ibu untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya Kalo kondisinya emang mengharuskan bayi minum sufor, ya mau bilang apa lagi...
Jadi stop saling 'menyalahkan' .. semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya....
Menurut saya kampanye ASI itu perlu bahkan saya salut para ibu tersebut melakukannya dengan sukarela berbeda dengan promosi sufor yang menelan banyak biaya. Tapiiiiii mungkin caranya diper'halus' sehingga tidak ada yang tersakiti lagi karena saya berpikir takutnya dengan semakin banyak yang merasa tersakiti dan berkumpul malah dijadikan 'pembenaran' tersendiri untuk sufor *u know what i mean'...
Nah bagi para ibu yang terpaksa memberikan sufor mari kita berjuang untuk anak-anak kita selanjutnya untuk dapat memberikan ASI full sampai 24 - 30 bulan seperti sunah Rasulullah SAW. Saya yakin dari pengalaman dan kegagalanlah kita belajar, segala sesuatu itu saya yakin ada hikmahnya...
Dalam tulisan itu memang saya menyebut istilah anak sapi dengan potongan kalimat sebagai berikut ---untung saja haura saat itu menolak minum sufor kalau tidak lanjut jadi anak sapi deh ^_^hehehe ---
Saya tidak menyangka reaksi yang timbul sangat berdampak negatif padahal saya sudah meminta maaf dan menjelaskan asal muasal kata 'anak sapi' tersebut dan saya pun mengedit tulisan tersebut untuk menghindari polemik yang berkepanjangan dan tidak mau ada lagi yang tersakiti karena tujuan awal saya pun hanya sekedar sharing.
Darimana asal muasal saya dengar kata 'anak sapi' ??? Saya dengar dari salah satu teman saya yang memang memberikan sufor pada anaknya, karena sudah umur 3 tahun si anak masih suka ngedot kadang teman saya tersebut sering menggoda anaknya dengan sebetun "ihhhh anak sapi , masa dah gede masi ngedotttt"
Saya tidak berpikir panjang dan saya ambil istilah tersebut tapi ternyata dampaknya jadi panjang begini
Penasaran... akhirnya saya coba googling dan ternyata istilah anak sapi ini benar2 menjadi polemik di kalangan ibu-ibu yang memberikan sufor. Saya sempat kaget apalgi setelah baca beberapa blog yang saya baca, ternyata istilah tersebut membuat rasa tidak nyaman, sakit hati atau malah berujung ada yang malah menghujat kampanye ASI baik dalam bentuk milis, blog atau apapun. Wahhhh akhirnya saya mengerti mengapa ada yang sesewot itu gara-gara saya menyebut istilah anak sapi.
Ternyata setelah mencari info-info lebih jauh pro-kontra istilah 'anak sapi' tersebut saya mencoba melihat dari 2 (dua)sisi. Saya yakin para ibu atau orang-orang yang berkampanye ASI tidak ada maksud untuk menyakiti sesama ibu lainnya, maksudnya baik untuk mendukung pemberian ASI. Hanya mungkin istilah tersebut digunakan untuk menyindir *menurut pandangan saya ya .. maaf kalau salah" yang memang tidak mau memberrikan ASI. Tapi jadinya terkesan keras bagi para ibu-ibu yang memberikan sufor apalagi pada ibu yang memang karena keterbatasan dan kendala secara medis atau mental.
Siapa yang gak sewot wong dilahirkan susah-susah eh dicap anak sapi pasti sedih lah tapi ada juga loh teman saya yang memang cuek dengan santainya dia bilang "lah emang kenyataannya ko dia minum susu sapi kalo ada yang bilang anak sapi biarn aja deh," *sambil cengar-cengir...
Atau para ibu yang sudah bersusah payah memberikan ASI padahal sudah bolak-balik ke klinik laktasi atau melakukan berbagai cara tapi tidak berhasil dan harus menyerah memberikan sufor.Makanya saat anaknya diberikan label seperti itu perasaannya sangat sedih. Dengan tidak bisa memberikan ASI saja sudah cukup sedih apalagi mendengar istilah tersebut.
Saya malah jadi sedih setelah membaca beberapa statement ibu yang malah balik menghujat milis atau perkumpulan pro ASI yang dianggap sok idealisme dan penjahat karena dirasa telah memojokkan para ibu lainnya. Atau statement-statement lainnya yang malah jadi menyimpang .
Sekali lagi saya yakin ko para ibu yang ada dalam milis ASI/kesehatan yang berkampanye ASI tidak ada maksud menyakiti para ibu lainnya. Mereka hanya mengingatkan ibu2 agar tetap memberi ASI karena semakin gencarnya perusahaan susfor berpromosi. Pada saat itu memang banyak ibu2 yang yang memberikan sufor ke anaknya bukan karena ASInya tidak keluar atau tidak cukup, tapi karena tidak tau kalo ASI itu yang terbaik buat bayinya. Dulu juga belum banyak informasi bagaimana meningkatkan produksi ASI, bagaimana memberikan ASI pada kondisi ibu yang bekerja dan lainnya. Sekarang akses informasi begitu mudah dan para ibu juga tau kalo ASI adalah yang terbaik untuk bayi, tentunya ibu-ibu mengusahakan semampunya untuk memberi ASI, karena sudah insting ibu untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya Kalo kondisinya emang mengharuskan bayi minum sufor, ya mau bilang apa lagi...
Jadi stop saling 'menyalahkan' .. semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya....
Menurut saya kampanye ASI itu perlu bahkan saya salut para ibu tersebut melakukannya dengan sukarela berbeda dengan promosi sufor yang menelan banyak biaya. Tapiiiiii mungkin caranya diper'halus' sehingga tidak ada yang tersakiti lagi karena saya berpikir takutnya dengan semakin banyak yang merasa tersakiti dan berkumpul malah dijadikan 'pembenaran' tersendiri untuk sufor *u know what i mean'...
Nah bagi para ibu yang terpaksa memberikan sufor mari kita berjuang untuk anak-anak kita selanjutnya untuk dapat memberikan ASI full sampai 24 - 30 bulan seperti sunah Rasulullah SAW. Saya yakin dari pengalaman dan kegagalanlah kita belajar, segala sesuatu itu saya yakin ada hikmahnya...
hi mbak salam kenal ^_^
ReplyDeleteklo menurut saya, kadangkala niat org menyampaikan sesuatu memang baik, tapi dengan bahasa yg salah. Jadi nilai kebaikannya tertutupi dengan bahasanya yg tdk santun. Alangkah bagusnya jika kita menyampaikan sesuatu yag baik dengan bahasa yg baik juga.
thanks
wah iya Jul..di salah satu milis yang saya ikuti memang istilah anak sapi ini bikin jadi pro kontra, mgkin maksudnya baik ya untuk mendorong ibu2 supaya nga pakai sufor supaya anaknya nga dicap anak sapi..tapi untuk ibu2 lain yang "terpaksa" pakai sufor otomatis nga terima anak-nya di labeli "anak sapi" memang mulut adalah harimau-mu itu bener banget ya :D
ReplyDeleteyup saya setuju... mungkin bahasanya lebih di per'halus' agar tidak ada lagi yang tersakiti.
ReplyDeletenah itu dia dah hampir 1.5 tahun terakhir ini gak ikut milis apa2 karena ribet ngapusinnya :)hihi *pemalesan* makanya telat banget ya taunya padahal mungkin orang2 dah rame dari kapan tau...
ReplyDeleteJadinya sayang aja niat baik jadi disalhartikan :)
sebenernya sih klo mau lebih bijaksana....ibu yang mampu memberikan asi gk perlu bangga.....yg hanya mampu memberikan sufor pun gk perlu sedih n kecil hati...kembalikan semua pada ketetapan Alloh ta'ala, insya Aloh pasti akan terasa lbh tenang....,
ReplyDeleteademmmm bacanya.... ya kadang lupa bahwa semua atas ijinNya...
ReplyDeleteterakhir saya liat istilah 'anak sapi' di artikel majalah tempo yg menuliskan bahaya susu formula. Karena itu jika ibu tdk dpt memberi asi karna satu dan lain hal, asi perah dari donor lebih disarankan dibanding mengkonsumsi sufor. Begitulah yg saya baca.
ReplyDeleteol d baby in d world put ur hands up. hehehe.. padahal bayi2nya adem ayem aja y yg penting kenyang. Tp yg tsinggung pun tandanya sayang betul sama anaknya.. cheer up ya, neng.
ReplyDeleteiya saya juga pernah baca seperti itu tapi sepertinya para orang tua banyak pertimbangan lainnya makanya banyak yang lebih memilih sufor dibandingkan donor ASI.
ReplyDeleteiya ya... semua ibu pasti sayang & ingin yang terbaik untuk anaknya :)
ReplyDeletehuum.. setujuh sama warungmasempo, bahasa yang salah bisa bikin orang nangkep maksud yang salah.. bayangin kalo ibu2 yang kampanye asi ada di posisi ibu2 yang terpaksa kasi sufor, coba deh.. pasti sakit rasa na, hehehe.. kecuali emang cuek sama omongan orang.. lah terus kalo yuki dibilang apa, secara yuki dulu masih asi tapi ditambah sufor juga?
ReplyDelete