Wednesday, July 15, 2009

Luka Bakar Haura

Akhirnya aku sudah bisa cerita nih tentang penyebab kenapa haura masuk rumah sakit kemarin. Malu.... ya kenapa aku baru mau cerita sekarang ? ya aku malu bahwa pada saat itu aku merasa gagal menjadi seorang ibu, gagal melindungi haura, gagal mengawasi haura, gagal menjaga haura. Kenapa begitu? karena baru saja selang 2 bulan sebelumnya jari2 haura kejepit pintu

Begini ceritanya......

Malem itu 23 April 2009 pukul 22.00 WITA suhu badan haura sudah turun tapi pileknya masih sehingga haura tidak bisa tidur. AKhirnya karena haura rewel terus aku ajak keluar kamar, di luar kamar papa bawa air panas dan dengan gerakan yang sangat cepat tangan haura masuk ke dalam air panas itu  memang tidak lama hanya hitungan detik saja tapi haura menangis kerass sekali. Tangnnya pun berubah warna menjadi merah. Saat itu yang aku pikirkan hanya menyiram dengan air dingin *bbrp waktu sebelumnya aku baru mengikuti P3K di rumah*, maksudnya untuk mengembalikan suhu tangan yang terkena air panas tersebut. Dan kami pun langsung pergi ke UGD RS. Disana tangan haura dibersihkan cairan infus (NaCl) dan dioleskan salep bernazin, sepintas aku lihat hanya ada beberapa bagian saja yang melepuh tapi itu pun cukup membuat aku lemas melihat tangan haura.

Tapi pada saat shubuh kulit jari2 haura ikut melepuh juga

Hatiku benar-benar hancur melihatnya, semenjak malam aku hanya tidur 1 jam bergantian dengan hubby untuk menjaga haura. Saat semalam pun baru pertama kalinya aku melihat hubby menangis tersedu-sedu disamping haura.

AKhirnya pagi harinya kami memutuskan untuk pergi ke dr. Y dia adalah dokter yang memeriksa haura saat haura sakit panas, batuk, pilek dan mencret sebelumnya. Kami ingin mngecek keadaan haura karena semalam hanya ditangani dokter jaga dan diberikan obat antibiotik yang kami takutkan obat2an tersebut tidak boleh digunakan berbarengan. AKhirnya setelah diberitahu teman kantor hubby bahwa pernah berobat ke rumah dr.Y maka kami mendatangi rumahnya.

Tapi apa yang terjadi ? dr. Y tidak mau keluar dari rumahnya malah suami nya yang menemui kami.

suami dr. Y : "Maaf .. dr. Y hanya dibayar per jam oleh PT. BC" *mungkin karena melihat hubby memakai seragam kantor maknya langsung berkata seperti itu*

hubby : " Saya mohon pak, tolong lihat kondisi anak saya. Tangnnya melepuh."

suami dr.Y : "sekali lagi saya bilang dr.Y hanya dibayar per jam oleh PT.BC. Kenapa gak ke klinik atau rumah sakit aja sih?"

hubby : "Sebelumnya kami berobat ke dr.Y dan tadi malam kami sudah ke rumah sakit dan diberi obat ontibiotik. Kami hanya ingin menanyakan apakah aman diberikan jika berbarengan dengan obat yang dr. Y berikan. Kalau masalah pembayaran saya akan bayar cash tidak pakai surat rujukan kantor, bapak minta berapa saya akan berikan asalkan saya mohon anak saya diperiksa oleh dr, Y"

suami dr Y : "Ya diminumkan saja obatnya pak".

Benasr2 tidak ada perasaan sama sekali, apakah memang tidak terketuk hati nurani dr. Y dan suaminya itu!! BUkannya profesi dokter itu membantu masyarakat apa hanya karena uang semua bisa berubah begitu saja?? dimana kode etik seorang dokter ???? Hubby sempat berfikir bahwa suami drY ini dokter juga makanya dia bisa memberikan saran seperti itu tapi ternyata hari ini kami beru tahu kalau dia bukan dokter.. ughhh!!!

AKhirnya kami kembali ke rumah dengan tangan hampa, ajaibnya haura tidak rewel sama sekali. Hubby pun pergi ke kantor seperti biasa. Belum selesai kepanikan kami tiba2 dr Y melaporkan hubby ke bag HRD kalau hubby marah2 di rumahnya. Astghfirullah padahal sama sekali tidak yang ada aku sampai memohon-mohon dan menangis di hadapan suami dr. Y.

Akhirnya setelah mencari infokesana kemari  siang hari kami menemukan dokter anak yang mau menangani haura, Haura diberikan obat antibiotik yang lain lagi dan tetap memakai salep yang sudah diberikan UGD.

Besok harinya, shubuh sekali kami pergi ke UGD RS untuk memerban tangan haura krn kami akan pergi ke jakarta seperti rencana semula. Sesampainya di jkt kami langsung menuju RS Hermina dan sesampainya disana dokter anak sudah tidak mau menangani tangan haura langsung kami dirujuk ke dokter bedah plastik krn tangan haura sudah kontraktur. Setelah bertemu dengan dokter bedah akhirnya diputuskan malam ini haura harus dioperasi dan harus langsung puasa . Rasanya jantungku mo copot mom, air mata yang menetes di pipi ini sudah tidak bisa dihitung lagi volumenya, hatiku benar2 hancur melihat kondisi haura.

Setelah bernegosisasi dengan dr,bedah akhirnya diputuskan pukul 06 pagi haura dioperasi dengan pertimbangan kami baru saja datang dari berau (bahkan kami tidak sempat pulang ke rumah orang tua) dan malamnya langsung menginap di RS.

Besok harinya saat haura akan dibius aku mengantarkannya ke meja operasi, aku menguatkan diriku agar tidak pingsan saat itu. Haura meronta2 dan sesaat kemudian tubuhnya terkulai lemas krn obat bius.  

Alhamdulillah penanganan luka bakar haura baik dan tidak sampai 10 hari lukanya sudah kering. Jari kelingking yang tadinya diperkirakan akan kaku juga dari hari ke hari semakin normal.

Tepat 10 hari setelah Haura dioperasi dan bertepatan juga dengan ulang tahun pernikahan kami, aku dinyatakan hamil 7 minggu. Betapa bahagianya kami dan itu merupakan kado terindah buat kami bertiga...ya.. haura mau punya adik.. tapi baru 1 minggu kami merasakan kebahagiaan kehadiran si jabang bayi aku pun harus rela kehilangannya. Aku mengalami pendarahan dan keguguran sehingga harus dikuret.

Banyak pelajaran yang kami ambil dari semua kejadian itu.  Membuat kami lebih berhati-hati, lebih kuat+ sabar menghadapi cobaan, berusaha berpositive thinking dan lebih mendekatkan diri PADA 4JJ SWT

Ini foto haura 4 hari yang lalu, bekas luka bakar di tangan kanannya sudah mulai samar.

Aku juga ingin mengucapkan trimkasih utk MPers yang telah mensupport aku pada saat kejadian, yang telah mau mendengarkan keluh kesahku. Special thnx 2 Mama Kenzie (ibu hemat) & Mama Darrel (yang mengalami luka bakar juga).

29 comments:

  1. Omg, cobaan yg beruntun. Speechless.
    Alhamdulillah liat foto Haura sudah ceria lg. Jangan pernah merasa gagal sebagai ibu ya mba, semua ada hikmahnya... salam sayang buat Haura ya.

    ReplyDelete
  2. Subhanallah..hebat mamanya haura..
    yup, semua ada hikmahnya,
    pengalaman adalah guru yg paling berharga

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah, semua sudah sehat.
    Lukanya lumayan syerem yah bun, wong kemarin Farrel kena air panas dari dispenser Nana dah ketar-ketir soale jarinya ampe gosong..

    Kita bukannya ibu yang tidak baik tokh kita hanyalah manusia biasa bun, yang tak lepas dari khilaf :)

    ReplyDelete
  4. tsk!!! dokter kayak gitu ga pantes jadi dokter ya sis!!!!! ga ada empatinya blas...apalagi pasiennya kan Haura yang masih kecil!!!

    Untung sekarang udah sehat ya...^_^
    sabar ya sis..pasti ada hikmah yang indah dibalik pembelajaran ini.
    salam sayang untuk Haura.

    ReplyDelete
  5. Astaghfirullah. Kok msh ada dokter yg tega gt ya, nangis, kesel bgt aku bc nya.
    Dibalik smua itu, Alhamdulillah, Haura sdh membaik, benar2 perjalanan hdp yg berarti ya. Smg sll diberi kesbran. Sun syg buat Haura, gds kcl yg tabah

    ReplyDelete
  6. Ya ampun cobaannya beruntun. Tp mbak sekeluarga bs melaluinya dgn baik khan, salut. Pgn iku ngomel sm dr.Y. Ya sich ngerti mgkn dy lelah, merasa terganggu ada pasien dtg k rmh smtr itu di luar tgg jawab dy sm perusahaan. Tp khan dy milih utk jd dokter. Jd hrsnya dy dan kel ny sdh tau apa resiko kerjaan dokter yg sharusnya siap menolong pasien tiap saat. Toh pasien kl gk ptg2 amat gk akan kejar2 sm k rmh bukan?

    ReplyDelete
  7. iya.... perasaan 'gagal menjadi ibu' sudah aku buang jauh-jauh :) *bener2 pelajaran hidup yang berarti buat kami sekeluarga*

    ReplyDelete
  8. setuju !! memang pengalaman itu guru yang paling berharga tapi kalo bisa jangan keseringan ahh :)

    ReplyDelete
  9. iya na, dulu pas awal2 kadang suka sedih dengar omongan orang yang bilang "ih, punya anak ko dicelakain terus"... astghfirullah emang orang gila apa ?? mpe mau nyelakain anak sendiri :(hikshiks tapi sekarang cuek ajaahhhhhh (^_^)

    ReplyDelete
  10. Astagfirullah.... sampe nangis bacanya mba...
    smg mba sekeluarga selalu diberi kekuatan olah Allah SWT. Jgn dengarkan kata2 org ttg mba & suami, yg penting sekarang Haura dah membaik malah senyumnya manisss bgt... Alhamdulillah... :) apapun yg terjadi pasti ada hikmahnya mba... Salam dari Azri..

    ReplyDelete
  11. iya, bener2 gak mengabdi ma masyarakat atau minimal jiwa sosialnya mestinya kan ada sebagai dokter :(
    Tapi ya sudahlah kita doakan aja tu dokter cepet2 diberi petunjuk biar gak banyak lagi pasien yang ngalamin hal kaya haura :)

    ReplyDelete
  12. makasi bunda :) kiss jauh juga dari haura (^O^)muahhh

    ReplyDelete
  13. dokter'nya ga punya perasaan, pdhl ibu2 juga ya :(

    tp syukurlah luka bakarnya Haura udah mulai samar..moga2 cepet pulih ya, Haura...buat mommy'nya Haura yang kuat ya...Tuhan pasti punya rencana yang indah. Gbu :)

    ReplyDelete
  14. du du duhhh... *ngelap air mata* diceritakan sekarang aja masih bikin miris gitu. gak kebayang waktu itu gimana rasanya ya jeng? ya wis, ini buat pelajaran kita semua. mudah-mudahan ke depan kita sebagia orang tua segera bisa menata hati supaya anak-(anak) kita tumbuh menjadi sehat dan cerdas dalam menjalani kehidupan.

    ReplyDelete
  15. iya, aku gak kebayang kalau ada pasien yang lebih parah dari haura alias diantara hidup dan mati. Tapi gak tau knapa ya yan biasanya aku emosian banget sat itu boro2 mau ngomel yang ada nangiiiiiiiiiiiiiiiiisssssssssssssssssssss aja :)

    ReplyDelete
  16. aduh mba... makasi...makasi...makasi....

    ReplyDelete
  17. yang aku heran, gmana ya perasaan dia sebagai seorang ibu ko sama sekali gak terketuk hatinya. keluar dari rumah hanya untuk lihat kami pun tidak. rencana tuhan selalu indah mom...amiennn

    ReplyDelete
  18. amiennnnnnnn.. makasi ya bun waktu itu dah mau dengerin ceritaku :) nanti klau haura ke jkt lagi qta sempetin ketemu yaaaaaaaaa

    ReplyDelete
  19. hhmmm..makin banyak cerita sedih dari berau soal urusan dokter...semangat ya mbak...!!!

    ReplyDelete
  20. yup tetep semangat.... btw dokter2 sini pada lulusan mana sih ?????? jadi gemesssss :(

    ReplyDelete
  21. Semoga semua ujian ini bisa kita ambil hikmahnya ya. Haura sehat selalu ya

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah haura gpp yah...sedih banget ada dokter kaya gitu... Jadi inget pas adam kmrn harus cabut kuku, feels I'm the worst mother in the world... Semoga lain kali bisa lebih hati2, dan turut berduka juga buat calon adek Haura... Yang sabar yah, mungkin belum waktunya... :)

    ReplyDelete
  23. alhamdulillah sehat & malah tambah lincah , makasi banyak mom :)

    ReplyDelete
  24. yup bener banget "feels I'm the worst mother in the world"... tapi ternyata engga ko mom, semua kejadian itu kan ada hikmahnya dan membuat kita lebih berhati2 :) oiya adam knapa sampai harus dicabut kukunya ?

    ReplyDelete
  25. Kakinya kebentur pintu, jadi kukunya yg masih lemes itu keangkat... Ada kok di blogku, hikmahnya ya skrg aku makin ati2 ngawasin adam yang makin hari makin ga bisa diem...hehehe :D

    ReplyDelete
  26. ya Allah.. bacanya ampe bikin dadaku sesek banget... antara pengen nangis ngebayangin kondisi haura dan kesel ama dokter yang ga punya hati nurani... tapi syukurlah liat foto haura udah ceria lagi... sehat terus ya sayang... teh juli take care ya... Allah selalu punya rencana indah :)

    ReplyDelete
  27. iya dah baca juga mom... kalo ada apa2 ma anak rasanya jantung mo copot..kalau bisa jgak lagi -lagi ahh :)

    ReplyDelete
  28. makasi neng :) waktu dokternya nolak yang biasany aaku gampang banget 'emosi jiwa" tapi gara2 liat kondisi haura cuma bisa nangis :(.. mudah2an dokternya cepet diberi hidayah deh ...biar gak ada lagi pasien yang bernasib seperti haura :)

    ReplyDelete
  29. hiksss hauraaa... baru baca ttg ini nih
    jadi pelajaran berharga nih buatku...
    kecup hauran

    ReplyDelete