Saturday, October 30, 2010

[d'STORY] Indah pada Waktunya

Pernikahan kami sudah berjalan 2 (dua) tahun walaupun sudah dalam hitungan tahun kami hanya sempat bertemu 4(empat) kali *tragis*. Kami pun sudah dikarunia 1 (satu) orang putri bernama Talitha yang sekarang berusia 1 (satu ) tahun. Aku bekerja di Kota B, suami bekerja di kota C dan Talitha tinggal bersama neneknya di kota A, sungguh keluarga yang aneh bukan ??

Disini aku hanya ingin berbagi kisah hidup dan jeritan hati seorang anak, istri sekaligus ibu. Tidak begitu banyak orang yang tahu bahkan teman sekalipun tentang betapa pedihnya hatiku selama ini kecuali suami dan seorang sahabat yang selalu dengan sabarnya mendengarkanku berkeluh kesah.

Dua tahun yang lalu kami menikah dengan sebuah pesta yang cukup mewah *bagiku* walaupun mungkin untuk sebagian orang biasa saja. Pesta pernikahanku dilakukan di gedung lengkap dengan catering dan dekorasi. Sebenarnya aku tidak setuju dengan hal itu tapi kedua orang tuaku memaksa karena aku adalah anak perempuan pertama dan satu-satunya apalagi mengingat kondisi perekonomian keluarga kami sangat terbatas. Ayahku seorang PNS yang sedang memasuki MPP dan ibuku seorang ibu rumah tangga, kehidupan kami sangat sederhana tapi yang pasti Ayah selalu menomorsatukan pendidikan. Pada saat aku diterima UMPTN hanya satu pesan Ayah untuk serius belajar agar cepat lulus dan bekerja untuk membantu membiayai sekolah ke-lima adik-adikku.

Hari pernikahanku adalah hari yang paling bahagia walalupun aku masih sibuk bertanya-tanya darimanakah asal semua uang yang dikeluarkan. Belakangan aku baru mengetahui Ibu menggadaikan beberapa perhiasan emas dan Ayah mengambil kredit dengan menggadaikan gajinya. Oh seandainya aku tahu mungkin saat itu akan menolak dengan keras semua keputusan yang Ayah dan Ibu ambil.

Suamiku berasal dari keluarga yang cukup berada tapi semenjak Ayahnya sakit-sakitan seluruh hartanya digunakan untuk biaya berobat sampai sang AYah meninggal dunia. Sebelum menikah kami sudah saling terbuka bahwa aku mempunyai kewajiban membantu biaya sekolah kelima adik-adikku dan begitu juga suami yang telah menjadi tulang punggung Ibu dan keempat adiknya.

Betapa bahagianya kami dengan  tidak perlu menunggu lama kami dikaruniai seorang putri
dan disinilah sebenarnya cobaan hidupku semakin berat aku rasakan. Suamiku bekerja di luar pulau Jawa dengan jatah cuti 2x satu tahun yang otomatis kami hanya bertemu 6 bulan sekali. Kehidupanku setelah menikahpun tidak jauh berbeda dengan saat masih single., aku tetap bekerja dan menjadi anak kost. Saat akan melahirkan aku putuskan untuk pulang ke rumah orang tua mengingat aku hanya hidup sendirian di kota B. Perkiraan melahirkan pun menjadi lebih cepat 1 minggu sehingga saat melahirkan aku tidak sempat ditemani suami tapi tetap itu tidak mengurangi kebahagianku saat melihat putriku lahir.

Tiga bulan telah berlalu yang berarti jatah cutiku akan habis, aku hanya masih mempunyai waktu 7 (tujuh) hari lagi bersama putri kecilku. Ayahnya pun harus menahan rindu karena sudah tiga bulan tidak bertemu & menggendong Talitha. Setiap hari aku selalu mengirimkan foto-foto Talitha& rekaman suara tangisannya  pada Ayahnya sebagai pengobat rindu.
Talitha saat itu masih full ASI karena aku berpikir dengan waktu kebersamaanku yang sesingkat itu aku ingin memberikan yang terbaik untuknya. Satu minggu itu terasa begitu cepat sehingga tiba waktunya aku harus kembali ke kota B untuk bekerja. Dengan tekad yang kuat aku mengumpulkan ASIP (ASI Perahan) untuk Talitha sebagai bekal selama aku bekerja nanti. Perhitunganku saat itu Senin sd Jumat bekerja , Jumat sore pulang ke kota A dan Senin shubuh kembali bekerja dan aku yakin sanggup menjalaninya dengan tekad ingin memberikan ASIX untuk Talitha.

Banyak pertimbangan mengapa aku tidak membawa Talitha bersamaku
1. Kondisi tempat tinggalku yang hanya kamar kost tidak bagus untuk perkembangan Talitha jika aku harus mencari tempat yang lebih luas keuanganku tidak mencukupi
2.Jika aku membawanya berarti aku harus menggunakan jasa pembantu/babysitter dan lagi-lagi ini terpentok dana. Belum lagi aku tidak merasa aman memberikan Talitha kepada orang lain
Dengan pertimbangan itu dan setelah diskusi panjang lebar dengan suami akhirnya kami putuskan Talitha tinggal bersama neneknya.

Jujur saja  kondisi rumah tangga seperti ini membuat aku sedih, kami sebuah keluarga tapi berada pada waktu dan tempat yang berbeda. Iri rasanya melihat teman-temanku yang menjadi full time mommy (ibu rumah tangga) yang bisa mengasuh anaknya dengan tangannya sendiri, memasak untuk anak dan suaminya atau menyambut suami saat pulang bekerja. Perasaanku lebih pedih jika ada yang menganggap aku terlalu egois mementingkan karier daripada keluarga. Karierku di perusahaan tempat aku bekerja cukup  bagus dan cemerlang.
"Ya ampun, anak loe dititipin neneknya. Trus ngapain punya anak." (canda seorang teman)
atau "Jangan terlalu ngoyo cari uang, rezeki itu gak akan kemana ko."
"Kalau aku sih lebih memilih keluarga daripada karier" *dengan nada menyindir*
Masih banyak lagi perkataan pedas tentang keputusanku bekerja dengan menitipkan anak dan berpisah dengan suami. Seandainya mereka tau masih ada lima orang tanggunganku  dan empat orang tanggung jawab suamiku. Kondisi keuangan keluargaku diperparah dengan uang pensiun ayah yang ternyata digunakan untuk membayar hutang bekas pesta pernikahanku. Aku menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga saat itu, setiap gajian tiba aku benar-benar harus memilah mana-mana saja untuk biaya keluargaku dan biaya keluarga kecilku sendiri. Aku pun tidak menuntut banyak pada suami karena ia pun sama-sama menjadi tulang punggung di keluarganya walaupun begitu ia masih memberikan nafkah padaku walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Maaf ya dik, aku hanya bisa memberi segini. Sabar ya kalau saatnya tiba akan indah pada waktunya."
Aku selalu tidak kuat menahan air mata ini menetes setiap suamiku berkata Indah pada Waktunya. ya tapi kapan ? jerit batinku ... Berapa tlama lagi? Berapa tahun lagi aku akan hidup seperti ini.. Aku ingin seperti para ibu yang lainnya bisa mengurus anak dan suaminya setiap hari setiap jam setiap menit setiap detik. Karier ???? oh aku tidak butuh itu, jujur aku hanya butuh uang!!!!!!!!!

Dengan kondisi mentalku seperti itu membuat produksi ASIku semakin berkurang dan akhirnya aku harus merelakan Talitha meminum sufor di saat umurnya menginjak 4 (empat) bulan. Aku semakin jatuh aku semakin terpuruk, aku hanya dapat berkeluh kesah pada suami lewat telepon setiap malam padahal aku sangat butuh pelukan hangatnya untuk menenangkan atau setidaknya mengobati rasa sedihku saat itu. Aku iri dengan kehidupan salah seorang sahabatku yang mengikuti suaminya berdinas di luar kota dan menjadi ibu rumah tangga full di rumah. Aku iri jika ia bercerita bagaimana menangani anaknya yang sedang sakit, sedangkan aku tidak dapat berbuat banyak jika Talitha sedang demam saat hari kerja aku hanya bisa memantaunya lewat telepon tanpa bisa berbuat banyak. Aku hanya bisa mendengar cerita dari neneknya kalau Talitha saat itu sudah bisa tengkurap, mulai melangkahkan kakinya untuk pertama kali dll.
Terlebih sedih lagi saat Ayahnya pulang butuh waktu 3(tiga) hari agar Talitha mau digendong padahal ayahnya sudah sangat rindu sekali untuk bisa bermain, becanda atau menggendong.

Jika aku sedang 'kumat' begitu suamiku menyebutnya, saat tiba-tiba saja merasakan kesedihan yang mendalam aku hanya bisa menangis di dalam kamar kostku yang berukuran 2.5 x 3 m itu. Teman-teman di kantor dan kostan tidak pernah tahu kesedihan yang aku alami mereka hanya mengenal aku sebagai pribadi yang ceria dan humoris, sengaja aku tidak menampakkan diri saat aku sedang menangis tersedu-sedu kalaupun ada yang pernah memergoki paling aku memakai alasan sedang rindu anak dan suami.

Suamiku selalu meyakinkanku  bahwa Allah menguji aku dan suami sesuai dengan batas kemampuan kami.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)

Walaupun aku tahu seperti itu aku masih sering menangis sendirian, ya Allah maafkanlah hambamu ini.... Aku akan berusaha untuk lebih ikuat, khlas dan tegar dalam mengahadapi semuanya.

Ya.. semua akan Indah pada waktunya...........


*Ditulis berdasarkan kisah seorang sahabat yang tegar dalam mengahdapi hari-harinya*

Tuesday, October 26, 2010

[HAURA] @school

Saat ini Haura berumur 2 tahun 8 bulan, mengapa dimasukkan playgroup karena hanya ingin membuat Haura banyak berinteraksi dengan anak-anak seumurannya. Kadang kasian melihat ia yang uring-uringan atau kadang bosan hanya bermain dengan mama.

Saat hari pertama sekolah Haura terlihat begitu bersemangat tapi masih malu-malu. Mama harus menunggui di dalam ruangan kelas selama 1 (satu) minggu. Tapi ada kejadian lucu pada saat Haura tiba-tiba berkata tidak mau pergi sekolah

Mama : "Kak, tidur yuk besok kan sekolah"

Haura : "Aku gak mau sekolah ma."

Mama : "Loh  kenapa kakak gak mau sekolah ?"

Haura : "Aku mau main perosotan aja."

hihihi semenjak saat itu kalau mama mengajak Haura pergi sekolah selalu dengan perkataan "Yuk kita min di An-nisa*nama sekolahnya*"

Haura(kanan) mempunyai sahabat karib Keiza(kiri) yang berumur 3 tahun, saking dekat kadang mereka berdua lebayyyyy. Pagi hari saat bertemu di kelas mereka berdua langsung berpelukan dan saling memanggil nama dari jauh *seperti film india* padahal ketemu tiap hari tapi seperti yang sudah tidak bertemu berbulan-bulan. Awalnya kalau Keiza tidak hadir Haura akan murung begitu juga sebaliknya tapi dengan berjalannya waktu sekarang sudah tidak saling ketergantungan.

Akhir-akhir ini juga Haura senang sekali pergi ke sekolah dengan diantar yangti *yangti sedang berkunjung ke Berau*

 

Tapi kadang Haura gak mood pergi ke sekolah dan alasannya kadang bikin geli.

Haura : "Ma, aku gak mau main di sekolah ah."

Mama : "Kenapa ?"

Haura : "Aku mau di rumah aja jagain ade bayi" *sambil nyium perut mama*

Ini nih cara 'ngeles'nya dia kalo lagi kumat malesnya dan mama tidak mau memaksa Haura harus pergi. Alasan "jagain ade itu" selalu jitu kalau Haura males keluar rumah 

(Haura lagi nyanyi di dalam kelas)

(Bekal Haura tadi pagi, *pisang bakar keju coklat*)

[Coretan] Ancaman Bunuh DIri

Satu minggu yang lalu teman saya bercerita tentang pacarnya yang mengancam bunuh diri saat akan diputuskan. Saat saya dengar tentang ancaman itu juga tidak merasa kaget karena saya sudah mengalami hal itu 2 (dua) kali.Ternyata ancaman itu masih laku juga ya digunakan untuk orang yang merasa akan ditinggalkan. Sekarang saya merasa geli kalau dengar ada yang seperti itu.

Ketika pertama kali saya mendapat ancaman bunuh diri ada rasa ketakutan "dan berpikir gmana kalau mati beneran"  tapi ya jujur selain itu ada perasaan tersanjung. "huaaa, dia rela mati untuk aku" atau "sebegitu cintakah dia sama aku" dan rasa tersanjung itu yang dulu membuat saya menjadi bertahan dengan 'orang' seperti itu. Saya juga heran bisa 2 (dua) kali bertemu orang seperti itu, apa type kaya saya gini emang yang disukain'orang-orang' kaya gitu ??? :)hehe. Syukur alhamdulillah hubby saya jauh sekali dari sifat seperti itu dan sangat dewasa sekali menghadapi masalah. Bahkan dulu saat masih pacaran saya sempat minta putus ma hubby dan dengan santainya bicara "ya kalau ade minta putus silahkan, mas gak bisa cegah karena mas gak mau nyakitin tapi asal ade tau mas sayang banget dan jujur mas gak ingin selesai tidak mau." huhuhuhu padahal kan ancaman putusnya cuma 'maen-maen' pengen ditahan-tahan gitu deh... heheheh *dasar cewe*. 

Oya kembali ke cerita teman saya (P)  itu kalau pacar (cewe) (N) nya adalah type yang posesif (salah satu ciri yang pertama) *maaf sok tahu semua hanya berdasarkan pengalaman bukan hasil penelitian* . N ini sampai menghubungi hampir semua teman P termasuk saya yang dianggap teman dekatnya saat bekerja dulu, tapi N tidak cemburu dengan saya karena tahu saya sudah punya suami dan anak. Hampir tiap hari N in imenghubungi saya hanya untuk curhat yang menurut saya hal-hal gak penting. Misal curhat karena P makan siang dengan teman kantornya yang wanita padahal gak hanya berdua tapi berempat, atau curhat tentang betapa sebalnya dia di add mantan P di FB lah saya hanya menimpali kenapa harus marah di ignore saja selesai kan dan masih banyak lagi bla...bla...bla...
Awalnya sih saya tidak berkeberatan mendengar curhatannya tapi ko lama-lama sudah mulai mengganggu dan gak tau waktu, pernah nelpon saat jam 4 pagi, 12 malam, 1 pagi... ugh yang paling bikin sebal kalau saat itu saya lupa mematikan HP dan Haura terbangun trus rewel deh ... Singkat cerita saya jadi tahu pribadi N ini seperti apa, kadang saya dengar cerita dari P yang sudah lelah dengan hubungan seperti itu padahal baru 2 (dua) bulan berjalan. Kalau P tidak mengangkat HP, N panik sampai menelpon ke rumah atau ke kantor atau bahakan menanyakan ke teman-teman kantor P. Atau saat ternyata HP P tidak bisa dihubungi karena memang gangguan sinyal N terus ngotot bahwa jariangan sedang tidak rusak dan mulai mengada-ada kalau P selingkuh. Saya pun sedikit heran ko sepertinya di pikirannya itu negatiffffffffff terus.... selalu curiga P selingkuh padahal saya tahu sekali P bukan type yang seperti itu. Setiap hari pasti ada masalah dan saya perhatikan pasti gara-gara FB *cape deh* , bener2 kaya pacaran anak SMA padahal sudah berumur kepala 3. Ada wanita yang komen di wall P pasti cemburu lalu wanita itu diselidiki sampai seluk beluknya, P di add oleh teman wanitanya N langsung panik mengada-ada kalau itu 'gebetan' baru P... ah banyaaaaaaaaaak banget deh saya yang dengar nya aja sampai pusing kebayang P yang mengalaminya.  Akhirnya P ada dalam keputusan untuk menyudahi hubungan yang sudah tidak sehat itu dan bisa ditebak N mengancam bunuh diri. Untungnya P tidak terpengaruh 'jebakan'  itu karena P sendiri pernah membantuku melepaskan diri dari ancaman itu 4(empat) tahun yang lalu.
"Gila jul, ini mah si X versi cewe"
Satu minggu setelah itu N seperti membabi buta, ada cerita lucu si N ini nongkrongin kostan P dari shubuh dengan berharap bisa bertemu P. Padahal P  ini ada di dalam kamarnya tidak keluar-keluar saking gak bisa keluarnya P samapai minum diapet biar tidak bisa buang air besar karena kalau mau ke kamar mandi pasti harus melewati N dan itu berlangsung berhari-hari *sampai segitunya*, motorny apun sampai diungsikan agar terlihat tidak sedang di kost, dan kami sebagai temannya dihubungi semua dimintai tolong untuk bisa membuat N kembali pada P. Bahkan teman lama P yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu dihubungi juga...ckckckckcck....

Peristiwa terparah yang saya alami adalah seorang lelaki (S) yang masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri dengan meminum racun serangga karena kekasihnya H ingin menyudahi hubungannya padahal S ingin sekali menikah dengan H. Hanya berselang dua belan dari kejadian itu akhirnya mereka menikah dan bisa ditebak pernikahan pun tidak berjalan secara wajar. S yang mempunya hobby selingkuh membuat H semakin tersiksa tapi saya pun bingung entah kenapa H selalu saja dapat ditaklukan S. Yang lebih membuat saya bingung S kan cinta mati dengan H tapi ko masih saja senang bermain api dengan wanita lain dan tau jawaban S itu apa "H itu adalah investasi masa depan untuk menemani di hari tua" ... haiyaaaahh.... enak bengat kalau memang investasi ya dijagain dong jangan disakiti terus. Setelah dua tahun menikah akhirnya H bisa bercerai dari S dan satu kalimat yang saya masi ingat sampai sekarang dari H. "Akhirnya aku bisa lepas dari dia".

Nah kalau pengalaman pertama ancaman saya  dulu cukup membuat  dagdigdug dan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saya juga heran padahal dari penampakan luar lelaki ini pribadi yang kalem, ramah, pendiam. dan cerdas Tapi setelah 1.5 tahun dekat baru terlihat sifat aslinya saat saya sudah jenuh dengan hubungan dan ingin menyudahinya ia membentur-benturkan kepalanya ke tembok sampai keningnya berdarah dan walhasil membuat saya saat itu luluh untuk mengurungkan niat saya. Atau pernah juga dengan nekat mengambil pisau buah dan dengan ragu menggoreskan ke tangan, hmmm pernah juga hanya karena masalah sepele ia membenturkan batu ke keningnya persis seperti para atlit pencak silat yang sedang unjuk kebolehan. Pernah juga ia memukul-mukuli diri sendiri dan kadang dalam hati saya jadi geli sendiri melihat kelakuannya. Untung saja dulu ia selingkuh dan akhirnya saya bisa  punya alasan kuat melepaskan diri dari lelaki seperti itu.

Pengalaman kedua saat saya sudah bekerja hampir saya terjebak dengan 'lelaki' seperti itu lagi. Ada salah satu teman yang mendekati saya dan saat saya sudah melihat gelagat mirip dengan yang saya alami dulu langsung saya menjauh. Kejadian paling saya ingat saat saya mengatakan saya tidak bisa berhubungan dengannya karena saya sudah mempunya kekasih *yang menjadi hubby saya sekarang* dan tebak dia nekat meminum racun serangga dan P lah yang membantu saya mencegah kejadian itu berlanjut.

Saya perhatikan orang-orang seperti itu mempunyai masalah dalam menjalin hubungan dengan orang sekitar maksudnya hubungan berteman juga. Biasanya mereka tidak terlalu banyak teman jadi saat bertemu orang yang dirasa cocok menajdi tergantung. atau punya trauma masa kecil sendiri. Sampai sekarang pun saya sebenarnya masih penasaran mengapa 'perilaku menyimpang' itu bisa timbul. Tapi yang bisa saya tariklkesimpulan bahwa orang-orang tersebut tidak dekat dengan Allah. Kalau tau agama berarti kan tau bunuh diri itu adalah sebuah dosa besar. Tapi kadang ada beberapa juga yang melakukannya hanya untuk dijadikan 'alat' saja untuk meluluhkan hati pasangan maksutnya tidak benar-benar serius melakukan itu.

So untuk yang pertama mengalaminya jangan takut menghadapinya malah sebaiknya  harus tega secepatnya tinggalkan saja orang seperti itu sebelum berlarut-larut. Jangan sampai terjebak oleh 'cara-cara' seperti itu tapi tetap harus waspada takutnya ternya,ta ancamannya itu bukan hanya gertakan.  Membuktikan rasa cinta seperti itu dah gak jaman .
Cintailah pasangan kita karena Allah SWT, kalau jodoh gak kemana ko...

Dan taukah kalian dua lelaki yang pernah mengancam saya itu sekarang sudah menikah dan mempunyai anak dalam keadaan sehat bugar hahaha jadi jangan percaya..... itu cuma gomballll  ^_^

Hidup ini sangat indah kalau dilewatkan begitu saja....

Monday, October 25, 2010

[Coretan] Jilbab pertama



Sebenarnya saya malu sekali dengan teman-teman sekalian tapi mungkin kesalahan saya selama ini bisa dijadikan pembelajaran buat kita semua...
Saya malu butuh 28 tahun hanya untuk melaksanakan kewajiban saya sebagai wanita muslimah yaitu 'menutup aurat' *sigh*.

Saya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, hingga saya ingat saat saya sedang kelas 5 SD terjadi hal yang membuat saya terheran-heran. Bapak jadi sangat religius, maksud saya sebelumnya kami melaksanakan shalat & mengaji seperti biasa tapi tidak mendalami ilmu agama islam lainnya lebih jauh. Duh gmana ya menjelaskannya yaaa, maksud lebih religius ini susah diungkapkan dengan kata-kata. Saat itu Bapak meminta Ibu menggunakan jilbab dan ibu pun mengenakannya, menurut saya ibu terlihat lebih cantik mengenakan jilbab walalupun sebenarnya ibu juga tetap cantik ko menggunakan pakaiannya sehari-hari yang memang tertutup.

Saat saya menginjak SMP pun Bapak selalu menyindir saya jika mengenakan pakaian yang ketat atau memperlihatkan lekuk tubuh. Saya pun sempat disuruh Bapak menggunakan jilbab "ah gak mau panas" tapi Bapak saat itu tidak memaksa tapi tetap selalu protes jika saya menggunakan pakaian yang ketat/pendek.

Dalam berpakaian saya tidak aneh-aneh ko mengingat tubuh saya yang agak gemuk *gak mau dibilang gemuk* hehehe celana jeans+kaos sudah cukup. Saat duduk di bangku SMA pun lingkungannya anak baik-baik dan banyak yang menggunakan jilbab, saya ingat betul saat pergantian tahun 2000 saat yang lain merayakan dengan hura-hura saya dan teman-teman sekelas itikaf di masjid dengan mengaji dan shalat tahajud. Setiap liburan panjang sekolah pun bapak selalu mengikutkan saya pesantren kilat dan saya senang mengikutinya. Setiap selesai sanlat keinginan saya berjilbab pun kuat tapi krn saya merasa tidak PD saat mengenakan jilbab *muka terlihat menjadi bulat* jadi niat itu pupus lagi, begitulah setiap saat.

Padahal saya tahu hukum memakai jilbab itu wajib dan tertera di dalam AlQUran dan disunnahkan oleh Rasulullah SAW tapi tetap tidak melaksanakannya dengan alasan-alasan pembenaran yang diada-ada oleh saya sendiri.

Ini lah beberapa alasan pembenaran saya selama ini

1. Belum siap, saya takut nantinya 'buka-tutup'

Dicoba saja belum tapi sudah takut duluan tapi ini alasan pembenaran saya setiap ditanya kenapa tidak berjilbab. Siap ya saya belum siap tapi setelah dipikir-pikir belum siap apanya yaaaa, saya juga bingung sendiri. Seandainya nyawa saya dicabut tiba-tiba apakah saya siap ???? Dengan pemikiran yg mengada-ada seperti ini sama saja dengan 'ah buat apa shalat kalau nantinya bolong-bolong shalatnya, atau buat apa puasa kalau nantinya ada yang batal" Sayangnya sekali lagi butuh 28 tahun bagi saya untuk dapat mengetahui kesalahan pemikiran saya.

2. Takut susah dapat jodoh, berjilbab setelah menikah

Ya saya tidak PD saat mengenakan jilbab karena muka saya jadi terlihat bulat sekali dan gemuk sehingga takut tidak ada lelaki yang suka dengan saya. Ya Allah saya menangis jika saya ingat itu alasan saya tidak melaksanakan kewajibanMu... Saya sangat tidak bersyukur dengan keadaan fisik saya saat itu, saya lebih mengutamakan penampilan duniawi daripada melakukan perintahMu. Apakah saya dapat menjamin kehidupan saya di masa yang akan datang, apakah saya sempat menikah, apakah saya sempat mempunyai anak. Sebegitu sombong dan yakinnya saya masih hidup nanti.

3. Buat apa berjilbab kalau hati belum siap, belum bersih, masih suka ngerumpi berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pakai jilbab yang penting kan hatinya.

Saya selalu melihat hal negatif demi membenarkan pemikiran saya yang salah. Ya saya lihat dengan mata kepala saya sendiri beberapa teman yang memang mengenakan jilbab tapi melepas jilbabnya saat berpacaran atau bahkan sampai menginap bersama di kost atau perempuan berjilbab yang hamil di luar nikah, atau berjilbab tapi asyik ngerumpi.. ahh kenapa saya melihat keburukan-keburukan saja mengapa tidak saya bandingkan juga seorang teman yang berjilbab, berperilaku dan berkata santun, rajin mengaji, aktif dalam kegiatan DKM.
Jadinya seolah-olah jika tidak berjilbab dan melakukan maksiat itu wajar saja. Apabila hanya hati yang diutamakan, pasti akan hilanglah sebagian syariat yang mulia . Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat lima waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar zakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya.

4. Belum dapat hidayah

Ini alasan yang lebih jitu lagi saat itu tapi akhirnya saya sadar jika benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, saya pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu tidak hanya duduk termangu menunggu hidayahNya. Saya mulai membaca buku-buku, artikel dan bertanya pada ustad/ustadzah atau pada teman yang mengerti hukum-hukum Islam tentang jilbab. Setelah menikah saya pun sempat mengenakan jilbab'buka-tutup', kalau lagi pengen pakai ya dipakai kalau engga ya sudah'. Sampai suatu saat saya bertemu dengan seorang teman muallaf dan betapa kagetnya saya saat ia mengankan pakaian muslimah dengan jilbabnya. Saat saya tanya kenapa berjilbab ? jawabnya "Bukannya memang wajib ya di Islam, saat saya mengucapkan 2 kalimat syahadat langsung saya mengenakan jilbab karena saya ingin menjadi muslimah yang seutuhnya"
JLEBBBB rasanya seperti ada kayu runcing yang menembus dada saat itu. Saya yang seorang pemeluk agama Islam sedari lahir, saya yang tahu hukumnya berjilbab tapi dengan alasan yang diada-ada tidak melakukannya.... tak terasa menetes air mata saya saat itu. Ya Allah betapa malu dan hinanya saya ini.

Tepatnya kapan saya memakai jilbab saya sudah tidak ingat lagi tapi baru dalam hitungan bulan kok, semoga Allah SWT mau mengampuni dosa-dosa saya. Saya pun masih belajar mengenakan jilbab yang sesuai syar'i, pelan-pelan saya mengenakan jilbab yang memang menutup dada dan mengenakan baju muslimah yang sopan. Alhamdulillah berkahnya sangat saya rasakan, ketakutan-ketakutan wanita pada umumnya pun tidak saya rasakan.

- Tidak terasa panas padahal mengingat suhu di kota berau ini panas dan terik.
- Tidak ribet, satu minggu pertma sih papana Haura selalu complain krn 'lama dandan'nya maklum masi belajar kadang kerudung yang saya gunakan miring ke kiri ke kanan..:)hehe tapi sekarang jilbab-jilbab langsung dan menutup dada bagus dan cantik-cantik ko.. tinggal blessss .. beres deh
- Tidak perlu menyisir.. ini saya aja yang males... kalau mau antar Haura sekolah  pagi- pagi tinggal pakai jilbab langsung cacaw deh ^_^
ah masih banyak kemudahan dan berkah yang saya dapat setelah mengenakan busana muslimah dan jilbab........
(Papap, Haura, Mamam & Hauko ?)
*sedikit narsis majang foto*


NB : Maaf jika ada pemahaman saya yang salah mohon dikoreksi, saat ini saya sedang belajar untuk menjadi seorang anak, istri, ibu dan manusia yang lebih baik....... Mohon bimbingannya ^_^




 
    

Friday, October 22, 2010

NASI TUTUG ONCOM


Description:
Kehamilan ketiga ini maunya makanan sunda terus dan yang jarang jualnya...apalgi di Berau :(hikshiks... pengen cilok lah, cimol lah, cireng lah, bala-bala lah, ikan mas goreng... *ini masih bisa ditolerir bahan2nya*.. eh gak ada angin gak ada hujan pengen nasi tutug oncom. Hmmmmmmm kalo diinget2 kapan terakhir makan ini dah bertahun-tahun yang lalu.... AKhirnya ibu di Bandung nitip oncom ke salah satu teman papana haura..... jadilah nasi tutug oncom ini ^_^ Paling enak dimakan ma ikan asin jambal *lagi-lagi di Bearu gak ada*

Ingredients:
- 2 siung bawang putih
- 1.5 cm kencur
- oncom
- kemangi 4 batang (diambil daunya aja)
- daun bawang diiris secukupnya
- gula merah secukupnya
- garam
- Nasi putih 3 porsi

Directions:
- Bawang putih, kencur, gula merah, garam dihaluskan
- Masukkan oncom lalu dihancurkan tapi agak kasar jangan terlalu halus
- Semua bahan yang dihaluskan di tumis
- lalu masukkan daun bawang dan kemangi..
- Setelah matang campurkan ke dalam nasi yang panas...

moms, ada yang tau gak kalau kupang (yang buat lontong kupang) itu ada yang kering nya gak ya ???? trus petis kupangnya khusus ya ???

CILOK


Description:
Jajanan satu ini bener-bener tak lekang oleh waktu *haiyah bahasanya* ^_^ gmana engga dari jaman SD mpe sekarang masi ada... Dari mulai yang hanya dimakan dengan bumbu kacang dan berisi gajih, sekarang banyak variasinya ada yang isinya sosis, keju, abon dll. Bumbunya pun macam-macam selain bumbu kacang ada yang memakai cabe bubuk, saos, atau di kuah seperti baso pada umumnya. Mau anak kecil, tua, muda semua suka makanan satu ini. Ya CILOK !! aCI di coLOK ..... ^_^

Ingredients:
Adonan cilok
- 250 gram tepung terigu
- 500 gram tepung kanji / sagu
- 1 sachet kaldu instant (kalau untuk anak gak usah yaaa)
- 4 siung bawang putih dihaluskan
- air panas secukupnya (kira-kira saja tidak tau takarannya tapi jangan terlalu banyak)
- garam, gula, merica secukupnya
- irisan daun bawang
- isian : gajih sapi/ abon / sosis / keju

Bumbu :
- 3 siung bawang putih
- 3 siung cabe merah keriting (sesuai selera)
- 150 gram kacang tanah yang sudah digoreng
- gula merah secukupnya
- garam secukupnya

Directions:
Membuat Adonan :
- Tepung terigu,kaldu instant,bawang putih dicampur dengan air panas sampai basahnya merata (tidak menjadi cairan ya )
- Setelah menunggu agak dingin lalu masukkan tepung kanji, garam, gula, merica, daun bawang lalu diuleni
- Setelah kalis siapkan air untuk merebus yang sudah diberikan garam dan sedikit minyak untuk merebus.
- Bentuk adonan menjadi bulatan (bisa diisi gajih/abon/keju/sosis/daging ayam/daging sapi) dan masukkan pada air yang mendidih jika telah mengapung dan berwarna mengkilat lalu angkat dan tiriskan.

Bumbu Kacang
- Semua bahan diblender lalu didihkan sampai mengental

Thursday, October 21, 2010

[Coretan] Gara-gara "anak sapi"

Semua berawal dengan postingan curhatan atau lebih tepatnya sharingan *halah jadi dibaca saringan*  saya. Sumpah Demi Allah tulisan itu dibuat bukan untuk menyindir atau menyakiti siapapun saya hanya mencoba berbagi kisah tentang memang 'betapa susahnya' memberikan ASI pada anak sehingga orang-orang yang membaca tidak melakukan kesalahan yang pernah saya buat saat itu.

Dalam tulisan itu memang saya menyebut istilah anak sapi dengan potongan kalimat sebagai berikut ---untung saja haura saat itu menolak minum sufor kalau tidak lanjut jadi anak sapi deh ^_^hehehe ---
Saya tidak menyangka reaksi yang timbul sangat berdampak negatif padahal saya sudah meminta maaf dan menjelaskan asal muasal kata 'anak sapi' tersebut dan saya pun mengedit tulisan tersebut untuk menghindari polemik yang berkepanjangan dan tidak mau ada lagi yang tersakiti karena tujuan awal saya pun hanya sekedar sharing.

Darimana asal muasal saya dengar kata 'anak sapi' ??? Saya dengar dari salah satu teman saya yang memang memberikan sufor pada anaknya, karena sudah umur 3 tahun si anak masih suka ngedot kadang teman saya tersebut sering menggoda anaknya dengan sebetun "ihhhh anak sapi , masa dah gede masi ngedotttt"
Saya tidak berpikir panjang dan saya ambil istilah tersebut tapi ternyata dampaknya jadi panjang begini

Penasaran... akhirnya saya coba googling dan ternyata istilah anak sapi ini benar2 menjadi polemik di kalangan ibu-ibu yang memberikan sufor. Saya sempat kaget apalgi setelah baca beberapa blog yang saya baca, ternyata istilah tersebut membuat rasa tidak nyaman, sakit hati atau malah berujung ada yang malah menghujat kampanye ASI baik dalam bentuk milis, blog atau apapun. Wahhhh akhirnya saya mengerti mengapa ada yang sesewot itu gara-gara saya menyebut istilah anak sapi.

Ternyata setelah mencari info-info lebih jauh pro-kontra istilah 'anak sapi' tersebut saya mencoba melihat dari 2 (dua)sisi. Saya yakin para ibu atau orang-orang yang berkampanye ASI tidak ada maksud untuk menyakiti sesama ibu lainnya, maksudnya baik untuk mendukung pemberian ASI. Hanya mungkin istilah tersebut digunakan untuk menyindir *menurut pandangan saya ya .. maaf kalau salah" yang memang tidak mau memberrikan ASI. Tapi jadinya terkesan keras bagi para ibu-ibu yang memberikan sufor apalagi pada ibu yang memang karena keterbatasan dan kendala secara medis atau mental.
Siapa yang gak sewot wong dilahirkan susah-susah eh dicap anak sapi pasti sedih lah tapi ada juga loh teman saya yang memang cuek dengan santainya dia bilang "lah emang kenyataannya ko dia minum susu sapi kalo ada yang bilang anak sapi biarn aja deh," *sambil cengar-cengir...
Atau para ibu yang sudah bersusah payah memberikan ASI padahal sudah bolak-balik ke klinik laktasi atau melakukan berbagai cara tapi tidak berhasil dan harus menyerah memberikan sufor.Makanya saat anaknya diberikan label seperti itu perasaannya sangat sedih. Dengan tidak bisa memberikan ASI saja sudah cukup sedih apalagi mendengar istilah tersebut.

Saya malah jadi sedih setelah membaca beberapa statement ibu yang malah balik menghujat milis atau perkumpulan pro ASI yang dianggap sok idealisme dan penjahat karena dirasa telah  memojokkan para ibu lainnya. Atau statement-statement lainnya yang malah jadi menyimpang .

Sekali lagi saya yakin ko para ibu yang ada dalam milis ASI/kesehatan yang berkampanye ASI tidak ada maksud menyakiti para ibu lainnya. Mereka hanya mengingatkan  ibu2 agar tetap memberi ASI karena semakin gencarnya perusahaan susfor berpromosi. Pada saat itu memang banyak ibu2 yang yang memberikan sufor ke anaknya bukan karena ASInya tidak keluar atau tidak cukup, tapi karena tidak tau kalo ASI itu yang terbaik buat bayinya. Dulu juga belum banyak informasi bagaimana meningkatkan produksi ASI, bagaimana memberikan ASI pada kondisi ibu yang bekerja dan lainnya. Sekarang akses informasi begitu mudah dan para ibu juga tau kalo ASI adalah yang terbaik untuk bayi, tentunya ibu-ibu mengusahakan semampunya untuk memberi ASI, karena sudah insting ibu untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya :) Kalo kondisinya emang mengharuskan bayi minum sufor, ya mau bilang apa lagi...

Jadi stop saling 'menyalahkan' .. semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya....

Menurut saya kampanye ASI itu perlu bahkan saya salut para ibu tersebut melakukannya dengan sukarela berbeda dengan promosi sufor yang menelan banyak biaya. Tapiiiiii mungkin caranya diper'halus' sehingga tidak ada yang tersakiti lagi karena saya berpikir takutnya dengan semakin banyak yang merasa tersakiti dan berkumpul malah dijadikan 'pembenaran' tersendiri untuk sufor *u know what i mean'...

Nah bagi para ibu yang terpaksa memberikan sufor mari kita berjuang untuk anak-anak kita selanjutnya untuk dapat memberikan ASI full sampai 24 - 30 bulan seperti sunah Rasulullah SAW. Saya yakin dari  pengalaman dan kegagalanlah kita belajar, segala sesuatu itu saya yakin ada hikmahnya...







Sunday, October 10, 2010

*a day without rice* COMRO


Description:
Seperti yang kita tahu singkong salah satu sumber karbohidrat alternatif pengganti beras tetapi karena miskin kandungan protein sedapat mungkin dalam olahannya saya campurkan bahan yang mengandung protein.
Salah satu makanan khas Jawa Barat yang berbahan baku singkong adalah COMRO (onCOM di jeRO) *red : oncom didalam*, rasanya yang kress dengan isi oncom sedikit pedas membuat rasanya maknyossss ^_^ paling enak dimakan saat hangat-hangat... Soal rasa makanan 'kampung' ini gak kalah deh sama makanan internasional ^_^

Yuks kita lestarikan makanan tradisional Indonesia....

note : oncom bisa diganti dengan tempe tapi mungkin berubah nama menjadi TEMRO ^_^

Ingredients:
1 kg singkong parut
1/2 kepala kelapa parut
100 gram oncom dihancurkan

Bumbu :
5 siung bawang putih
3 buah cabai keriting
2 batang daun bawang diiris
2 cm kencur
1.5 sdt garam
1 sdt gula merah
daun kemangi

Directions:
Singkong yang sudah diparut diperas dengan kain sehingga tinggal ampasnya lalu sampurkan dengan kelapa parut tambahkan garam.

Untuk membuat isi tumis bawang putih+cabai keriting+kencur (dihaluskan), daun bawang, oncom(dihaluskan tapi jangan terlalu halus), kemangi. garam dan gula

adonan singkong diisi dengan adonan isi lalu digoreng ^_^

(nb: utk foto prosesnya menyusul yaaa, sedang di edit^_^)

Friday, October 8, 2010

"Anak nakal itu nanti dimakan SETAN !" haaahhh ??? guru macam apa ^*%W#*(&WQ(*

[HAURA] Anak Nakal di makan SETAN !!!

Tiga hari terakhir ini Haura sering sekali mengucapkan kata-kata setan.

"Ma, kata Ibu Guru nanti kalau nakal ada setan datang." 

Hah ?? Aku kaget sekali dan langsung memberikan penjelasan bahwa setan itu memang ada tapi kalau kita sering berdoa pada Allah tidak akan mengganggu.

Saat malam hari Haura tidak pernah takut untuk pergi ke dapur atau pipis di kamar mandi tiba-tiba saja dia minta antar dan bilang, "Ma, anterin aku takut setan"

Huaaa apalagi ini ? aku jelaskan bahwa kita tidak perlu takut setan karena ada Allah yang melindungi dan menjaga apalagi Haura kan anak yang shalehah rajin shalat, berdoa dan mengaji. 

Hari ini saat akan pergi ke sekolah ada lagi perkataannya yang lebih mengagetkan 

"Ma, setan itu bajunya besar di kelas sering lari-lari suka makan anak nakal" hohohoho ini sudah keterlaluan tidak mungkin anak umur 2.5 tahun bisa berkata seperti itu kalau tidak mencontoh. Saat itu aku berpikir pasti ada temannya yang bercerita soal itu.

Tapi tadi saat aku menjemput Haura pulang sekolah iseng aku menguping di pintu kelas yang kebetulan terbuka, saat itu aku melihat ada salh satu anak yang tidak mau duduk di kursi tapi ingin duduk di meja. Berulang kali sang ibu guru membujuk untuk duduk di kursi tapi anak tersebut tidak mau sampai Ibu guru tersebut tiba-tiba berkata "Ayo duduk kalau tidak nanti dimakan setan, mau dimakan setan? Anak nakal itu nanti di makan setan." 

Astaghfirullah aku benar-benar kaget ternyata yang mendoktrin  Haura tentang setan itu adalah gurunya sendiri. 

Saat ini aku sedang berusaha menanamkan kembali pada Haura bahwa tidak perlu takut setan karena ada Allah yang melindungi. Tadi pun aku langsung mengajukan protes pada Kepala Sekolahnya, aku kesal di rumah aku berusaha mendidik Haura dengan kasih sayang tanpa ancaman tidak menakut-nakuti ehhhhh gurunya di sekolah yang seharusnya mengajarkan lebih baik malah seperti itu.

Mudah-mudahan Kepala Sekolahnya dapat mengerti dan memperbaikinya, kalau sampai masih seperti itu lebih baik Haura tidak perlu mengikuti Playgroup. 

ASI oh ASI

Kalau ada yang bilang memberikan ASI itu mudah, bagi saya omong kosong !!!!!!! Masih teringat betapa jatuh bangunnya *dangdut banget yaks*  saat awal berusaha memberikan ASI pada Haura.. Pada saat kehamilan jujur saja saya tidak terlalu banyak mengetahui tentang seluk beluk ASI apalagi di lingkungan sekitar saya masih terlihat lebih banyak bayi yang meminum sufor daripada ASI., Pada saat itu sedang booming IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang dilakukan artis-artis dan sedang gencar2nya digalakkan, walhasil saya pun ikut-ikutan *tanpa tau teorinya lebih dalam*, saat booking tempat di sebuah RSIA di Bandung saya request ingin melakukan IMD dan ingin ASIX (room in).

 

Perjuangan melahirkan dengan normal pun sungguh di luar bayangan karena selama ini kalau mendengar cerita teman/saudara sepertinya gampaaaang sekali, pembukaan 1  dilanjut dengan 2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan brolllll si baby keluar ^_^.

Tapiiiii ternyata proses pra persalinan saya penuh dengan keringat dan  derai air mata *lebayyyyy*, bayangkan kontraksi dari hari Jumat pagi Haura baru lahir Senin pagi, 3 x 24 jam *kalau tamu di perumahan saya sudah wajib lapor*. Pembukaan yang saya alami hanya mentok di pembukaan 2 dan akhirnya harus diinduksi… huhuhuhuhu…. Rasanya mak nyosssssssssss  ^_^…. Hampir saja saya menyerah meminta dilakukan operasi cesar, mama mertua pun menyarankan cesar karena tidak tega melihat saya yang sudah sangat kesakitan dan kecapean katanya mendengar rintihan saya saat menahan kesakitan seperti sapi yang mau melahirkan, tapi saat itu DSOG, Suami dan Ibu selalu menyemangati bahwa saya sanggup melewatinya, walalupun pada saat mengejan saya sempat hampir tertidur dan kehabisan tenaga karena begadang selama 3 (tiga) malam. Alhamdulillah pada hari Senin tanggal 04 Februari 2008 pukul 07.05 WIB lahirlah seorang bayi perempuan mungil dengan berat 3020 gram dengan panjang 48cm. Kulit putih bersih seperti kapas dan mata hitam yang bulat membuat saya terkagum-kagum dengan sosok mungil itu sehingga kami menamakannya Haura (berkulit putih bermata hitam). Haura langsung ditempelkan di dada tapi salah seorang perawat karena tidak sabar Haura langsung dibantu ke arah putting *sedikit kecewa* dan happ Haura dengan lahap menghisap putting walalupun saat itu ASI saya belum keluar . Itulah pengalaman paling indah yang saya alami di dalam hidup saya.

 

Nah setelah itu saya memulai perjuangan saya yang sebenarnya, gempuran dari lingkungan sekitar sangat dahsyat *lebay*. Susu merk S** bagus loh mengandung bla..bla..bla.. atau anaknya si ini susunya merk E******* umur 2.5 tahun sudah bisa baca atau anaknya  si ini susu merk N******* badannya gemuk sehat atau campur aja ASI+sufor biar anaknya cerdas dan masih banyak lagi yang lainnya.  Dengan mata kepala sendiri saya melihat saudara sepupu saya yang tidak bisa memberikan ASI karena merasa kesakitan saat menyusui “ah, mending susu botol aja, geuningan nyeuri nyusuan the” (red:menyusui itu ternyata sakit) dengan becanda saya katakan “waktu buatnya sakit gak ???” ^_^hehehehe atau seorang ibu dengan pengetahuan yang minim sang ibu memberikan ASI + sufor dan lama kelamaan ASI mengering dan akhirnya bayi harus puas hanya meminum sufor padahal yang saya tahu ASI itu prinsipnya supply-demand kalau intensitas pemberian dikurangi (dengan mencampur sufor) maka produksinya pun akan berkurang *gitu sih yang saya baca dari milis ASI dan dari konsultasi DSOG, DSA*. Atau pengalaman teman dekat saya yang selalu bercerita “ASI gw gak cukup jul, anak gw nangis mulu kelaparan pas dikasi sufor langsung deh nyenyak tidurnya beratbadannya juga cepet banget naiknya, temen gw yang ngasi ASI anaknya kurus kaya kurang gizi” lagi-lagi menurut informasi yang saya kumpulkan dari milis, web kesehatan dan DSA mengatakan ASI benar2 dipengaruhi pikiran si ibu kalau berpikir gak cukup ya benar2 akan tidak cukup tapi kalau rasa PD tinggi dan yakin bahwa ASI banyak maka ASI akan benar2 banyak. Lagian sehat tidaknya bayi juga parameternya bukan berat badan masih banyak parameter lainnya dan asal berat badan masih dalam batas normal.

Kecuali pada para ibu yang memang punya masalah medis sehingga benar-benar tidak bisa memberikan ASI pada bayinya tapi saya yakin dari setiap masalah pasti ada jalan keluarnya ^_^.

 

Teori sih gampang tapi kenyataannya ??? aw..aw..aw..aw..Tantangan datang pada hari ke tujuh, puting sudah mulai lecet sekaligus kanan kiri rasanya badan meriang panas dingin dan setelah diperhatikan mata Haura jadi menguning, terlihat lemas tidak mau menyusu maunya tidurrrrr terus. Saat kontrol ke DSA bilirubin Haura 12.4 jauh dari batas aman yang harusnya 10, DSA mengatakan dampak dari penyakit kuning yang akan mengganggu perkembangan otak dll. Akhirnya diputuskan Haura harus disinar dan menginap di RS. Panik setengah mati, sedih merasa harus menghadapi sendirian karena suami yang sudah kembali ke site. Kalau ingat saat itu airmata saya jika dikumpulkan bisa memenuhi 1 (satu) gallon aqua *terlalu lebay yaa?*. Akhirnya sebuah keputusan sulit saya buat Haura harus ditambah sufor saat dirawat di RS karena menurut DSA nya ASI saya tidak mencukupi. Tapi saya wanti-wanti pada perawat agar memberikan sufor dengan sendok agar Haura tidak bingung putting. ASI pun saya perah setiap  saat di rumah karena hanya boleh mengunjungi bayi 2 x sehari saat pagi dan sore. Setelah menyusui Haura di RS pun saya sempatkan memerah ASI untuk bekal Haura. Bapak saya pun mendukung saya soal ASI beliau dengan sabarnya mengantarkan ASIP dalam botol pada siang hari dan malam hari bahkan tengah malam  untuk Haura padahal perjalanan dari rumah-RS bisa mencapai 1 (satu) jam. Alhamdulillah dalam jangka waktu 2 (dua) hari Haura sudah boleh pulang ke rumah.

 

Di rumah perjuangan memberikan ASIX belum selesai, karena cara menyusui saya yang belum benar alhasil putting yang sebelumnya lecet semakin lecet hingga berdarah. Sepuluh hisapan pertama adalah siksaan yang tiada tara saya hanya bisa menggigit bibir karena kesakitan rasanya sakiiiiiiiiiiiiitttttttttt dan pediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhhhhhh sekali badan mendadak meriang tapi selanjutnya tidak terasa sakit karena putting menjadi kebal . Akhirnya dengan bodohnya saya berpikir sepertinya enak ya pakai sufor saya bisa beristirahat apalagi iklan-iklan di tv yang begitu meyakinkan mengatakan mengandung A,B,C,D yang bisa buat anak cerdas, saya pun melihat anak-anak yang diberikan sufor tidak ada permasalahan berarti. Saya berpikir tidak ada salahnya mencampur dengan sufor toh saya masih tetap memberikan ASI, sekali lagi dengan bodohnya saya menganggap ‘jadinya kan dapat manfaat dua-duanya’ *huhuhuhu oon banget yaaaa?* Minimnya pengetahuan saya tentang ASI tersebut dan rasa sakit saat putting lecet/PD bengkak belum lagi Haura yang sering menangis tengah malam karena saya pikir kelaparan maka saya memberikan kembali sufor *hiks hiks*, Haura hanya mau minum sufor sebanyak 3 (tiga) suapan selebihnya hanya menangis (sekarang baru sadar alhamdulillah saat itu Haura tidak mau minum sufor ^_^ ). Sempat saya merasa stress, kecapean karena begadang setiap malam bahkan saking kesalnya karena mendengar Haura yang terus menangis tanpa sebab membuat saya sempat sebel sampai-sampai melemparkan bantal ke lantai dan mendumel tiada henti pada malam hari. Tiba-tiba saya mendadak jadi menyalahkan suami “Enak banget ya bisa tidur nyenyak tiap malam sedangkan aku disini begadang terus, bikinnya bareng susahnya gak bareng” *jangan ditiru ya teman2 maklum stress berat*.

 

Alhamdulillah ibu yang selalu mendampingi tidak bosannya memberi pengertian untuk lebih relax dalam menghadapi semuanya “istighfar teh, istighfar… sana ambil wudhu trus shalat” dan sekarang saya baru sadar mungkin itu kali yang dinamakan babyblues. Walhasil dengan kondisi saya yang seperti itu tidur kurang, jahitan bekas melahirkan masih sakit, PD bengkak, putting lecet, Haura nangis terus ASI saya semakin seret ditambah stress apalagi Haura menjadi sama sekali tidak mau minum sufor. Hingga satu waktu saya chating dengan salah seorang teman sekelas saat SMU saya bernama  Hadiid Agita yang akhirnya berujung dengan curhat soal ASI. Setelah diskusi panjang lebar dan Agit yang selalu memberi semangat hampir setiap saat dan saya pun mulai aktif kembali mencari info tentang ASI akhirnya saya dapat berpikir jernih bahwa semua permasalahan ada pada saya. Bukan sufor yang tidak cocok atau bukan sufor yang tidak enak sehingga Haura tidak mau minum atau sibuk mencari sufor yang terbaik tapi bagaimana caranya agar produksi ASInya berlimpah sehingga Haura tidak perlu minum sufor. Tidak lupa ibu adalah salah satu orang yang sangat mendukung saya saat itu dan mengingatkan menyusui itu sunah Rasulullah sampai umur bayi 30 (tiga puluh) bulan “Pasti bisa ko teh.!!!”. DSA Haura memberikan obat-obat pelancar ASI tapi saya merasakan tidak ada pengaruhnya dan DSA menyarankan untuk banyak makan sayuran terutama daun papaya. Disinilah aku berhasil meracik juice daun papaya, makan-makanan bergizi yang sangat manjur membuat produksi ASI berlimpah dan tidak lupa dengan memupuk rasa Percaya Diri bahwa yakin ASI cukup untuk Haura. Alhamdulillah 1 (satu) kaleng sufor langsung masuk tong sampah dan Haura berhasil meminum ASI full sampai 6 bulan dan dilanjut sampai 26 bulan ^_^. Subhanallah ternyata rasanya lebih nikmat, lebih rilex tidak perlu cuci botol, steril botol membuat susu tengah malam. Hanya tinggal buka dan happp ^_^.

 

Salah satu artikel yang pernah saya baca adalah dari ibujempol.com yang cukup mengena sampai sekarang tentang Rahasia Sukses ASI.

 

Rahasia Sukses ASI adalah NIAT + ILMU + SUPPORT = SUKSES

NIAT, semua berawal dari niat cekoki diri dengan pernyataan ASI adalah Hak Asasi setiap bayi.  Niat  dan tekad baja ini amat sangat diperlukan karena nantinya kita akan dihadapkan dengan lingkungan yang gak pro ASI mungkin juga tantangan dari orang terdekat bahkan tenaga medis yang terkadang tidak pro ASI. Niat saya di awal masih setengah-tengah jadinya melaksanakannya pun masih setengah-setengah *maafkan mamam ya nak*

ILMU, bekali diri dengan ilmu perASIan dari semenjak masa kehamilan (jangan seperti saya yaaaa, telat banget taunya ^_^), pelajari semua ilmu sampai ngelotoks sampai timbul rasa Percaya Diri. Kalau dah PD suara2 negatif tentang ASI lewat deh.

SUPPORT, support bisa didapat dari suami (luv u pap), orang tua, saudara, teman, bergabung dengan mailing list yang membahas ASI  atau bisa juga mencari teman seperjuangan dengan mengunjungi blog ibu, bunda, mama, umi yang hebat yang bisa melalui seluruh rintangan untuk memberikan ASI pada bayinya. Saat itu saya banyak bertemu ibu-ibu MPers yang tidak kalah perjuangannya dalam memberikan ASI.

 

Oya sampai saat ini saya juga salut pada para ibu pekerja yang ternyata bisa memberikan ASIX pada bayinya bahkan tidak jarang sampai bayi berumur 24 bulan. Mendengar perjuangannya yang beragam sampai ada yang harus memerah ASI di kamar mandi, ruang rapat, gudang, pantry atau saat dinas ke luar kota/negeri sibuk mencari freezer hanya untuk menyimpan ASIP. Ah pokonya sepuluh jempol *jempolnya sapa lagi?* untuk para ibu bekerja yang masih dengan setia melaksanakan kewajibannya untuk memberikan hak bayinya. Jadi saya yang seorang ibu rumah tangga yang mempunyai banyak waktu bersama bayi masa kalah dengan para ibu hebat lainnya. Yes we can !!!!!!

 

Oopsss maap jadi kepanjangan saya hanya ingin berbagi terutama pada teman-teman calon ibu dan calon ayah atau teman/sahabat yang sudah mempunyai bayi tapi tidak berhasil memberikan ASI untuk anaknya. Saya ingin mengajak semua orangtua untuk sadar bahwa ASI adalah yang terbaik untuk 6 bulan pertama kehidupan bayi kita. Tidak ada yang bisa menggantikan ASI apapun merk susunya bahkan susu termahal sekalipun !! Komponen ASI sudah diciptakan Allah sedemikian rupa, sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak. Sapi manapun tidak bisa memproduksi that kind of milk. So kenapa sekarang saya jadi fanatic ASI, Kalau ada yang terbaik, gratis, mudah dan praktis mengapa harus cari yang bayar dan repot  ???

 

Disini saya tidak anti sufor/susu sapi, menjelek-jelekan sufor/susu sapi, atau jadi sceptic pada sufor/susu sapi toh saat ini Haura kadang minum susu sapi UHT. Disini saya juga tidak bermaksud untuk memojokkan , judging, labelling para Ibu yang dengan segala keterbatasan dan hambatan yang ada sehingga tidak bisa memberikan ASI sekali lagi saat ini pun Haura kadang meminum susu sapi UHT. DIsini saya hanya mencoba sharing dan saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Amanah Allah yang telah diberikan pada saya. “Mama hanya bisa memberikan ini di 2 tahun pertama kehidupanmu sayang”. Semoga kejadian di atas tidak terulang pada adik-adiknya Haura nanti (adik-adik???? Hmmmm terlihat akan lebih dari satu) ^_^

 

Mohon maaf bagi yang tidak berkenan.

 

 

 

 

Notes :

Beberapa tips permasalahan pada saat menyusui yang saya hadapi selama ini dan dapat melaluinya

-         Putting tenggelam, jangan takut ada terapi khusus dari DSOG, bisa dipersiapkan dari semenjak hamil jadi saat bayi lahir PD sudah siap.

-         PD bengkak, dikompres dengan air hangat dan dilakukan massage *waktu itu aku diajarkan perawat saat di RS* tapi sebenarnya obat yang paling manjur sering susui  bayi hingga ASI dapat keluar atau ASI dapat diperah untuk mengurangi bengkak.

-         Putting lecet, sehabis menyusui oleskan ASI pada putting atau bisa juga menggunakan madu saat bayi akan menyusu bisa dilap dahulu dengan air matang yang hangat

-         Ruam di pipi bayi, sehabis menyusu lap pipi atau sekitar mulut bayi dengan air matang hangat lalu keringkan. Jika masih belum hilang ada kemungkinan alergi kosmetik bayi, dulu Haura mengganti seluruh kosmetik (sabun, shampoo, healing cream) dengan produk Sebamed.

-         Kurang Tidur saat malam, berlatih menyusui dengan posisi tidur tapi tetap harus hati-hati karena bayi bisa tersedak atau melepaskan putting tiba-tiba sehingga ASI dapat memancar keluar dan mengenai mata dan hidungnya. Tapi jika sudah terbiasa akan sangat membantu ibu untuk bisa sekalian beristirahat.

-         Malu menyusui depan umum, tidak perlu malu sekarang sudah banyak produk apron menyusui/nursing cover, baju menyusui atau beberapa ibu  bahkan memerah ASI nya agar bisa diberikan di depan umum tapi saya pribadi karena tidak mau repot lebih memilih yang plug&play ^_^hehehe

-         Intensitas bayi BAB tinggi, jangan khawatir karena memang ASI gampang dicerna oleh ASI sehingga bayi lebih sering BAK dan BAB.

-         Bayi menangis kelaparan, eits jangan main ngejudge bayi nangis itu karena lapar, coba perbaiki cara menyusui yang benar (di bagian aerolanya), penyebab bayi menangis bermacam-macam bisa di lihat di http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/164-asi-tidak-cukup-apakah-benar

-          Jadi jangan buru-buru memberikan sufor apalgi merasa puas saat bayi diberi sufor tidurnya lebih nyenyak..

-         Dll (masih mengingat-ingat apa saja permasalahan dulu)

 

Kalau ada yang kurang atau salah mohon dikoreksi yaaaa ^_^