Friday, March 5, 2010

BUKAN SINETRON ... part 1

sudah lama saya ingin membagi cerita ini tapi baru kali ini sempat menulisnya. Dua tahun terakhir ini entah mengapa banyak kisah yang saya dapat dari orang2 sekitar saya dan membuat saya semakin bersyukur dengan segala yang dianugerahkan Allah kepada saya. Mendengar kisah mereka pun membuka mata saya bahwa kehidupan itu benar2 keras dan saya malu yang selama ini sering mengeluh. Sebelumnya terimakasih kepada orang2 yang telah berbagi kisahnya dan menginspirasi saya.

******

Awal pertemuan saya dengan Pak K ini gara-gara saya membeli bakso di tempatnya dan ternyata saya adalah pembeli pertama. Pak K berjualan bakso di depan ruko yang tidak ditempati oleh si penyewa rukonya, lalu mengapa saya tertarik membeli bakso karena Pak K ini menggunakan banner yang eye catching kebetulan di sini baru satu2nya seorang tukang bakso menggunakan banner. Dan ternyata bakso buatannya enak, gurih dan dagingnya terasa tidak seperti kebanyakan bakso yang dijual di sini. Pak K bercerita kepada kami bahwa ia berasal dari Jepara seorang pengrajin ukiran dan banting setir berjualan bakso karena pemilik usahanya yang seorang WNA bangkrut sehingga harus gulung tikar.

Saat umur 16 tahun ia sudah merantau ke Bogor dan bekerja di salah satu pabrik meubel, setelah jam kerja ia bekerja menjadi supir angkutan kota dan kadang menjadi supir sewaan ke luar kota. Tidak jarang Pak K sampai rumah setelah adzan shubuh berkumandang dan pagi harinya sudah harus kembali bekerja ke pabrik. Hidup yang dilalui dari remaja sudah sedemikian keras hingga pada tahun 2009 ia memutuskan hijrah ke Kalimantan dengan bermodal motor tua ia nekad menumpang kapal barang ke Samarinda meninggalkan ank dan istrinya. Sesampainya di Samarinda ia memulai berjualan bakso dan karena persaingan yang sudah cukup ketat ia akhirnya memutuskan pindah kota ke Sangata lalu Bontang dan berakhir di Berau semua ia lalui dengan bersepeda motor. Di Kabupaten Berau ini lah ia bisa dibilang sukses, omset hariannya mencapai 6 juta rupiah diluar perkiraannya. Setelah 2 bulan menetap akhirnya ia memboyong istri dan ketiga anaknya. 

******

Tekad untuk tidak memakai asisten rumah tangga akhirnya luluh karena peristiwa keguguran yang saya alami. Disinilah saya bertemu I , yang baru saja datang dari Pulau Jawa dan berniat bekerja di rumah saya. Dari hari ke hari I semakin terbuka dengan saya dan bercerita tentang kisah hidupnya. Saat menginjak umur 13 tahun I diajak oleh sepupunya untuk bekerja di Malaysia alih-alih dapat pekerjaan sesampainya di Malaysia I dijual oleh sepupunya sendiri ke Mr. x seorang Indonesia yang telah berubah kewarganegaraan menjadi warga negara malaysia. Walaupun dijual ternyata I dinikahi oleh Mr. X tersebut tetapi di umur yang masih terlalu muda untuk berumahtangga I hanya mendapat siksaan dan siksaan dari hari ke hari, selama 3 tahun I bertahan menjadi istri Mr. x sampai akhirnya I melarikan diri dari rumah dan tertangkap polisi dan dipenjara karena dianggap pendatang gelap. Akhirnya setlah bbrp lama dipenjara I dipulangkan ke Indonesia dan kembali ke kampungnya. I memutuskan bekerja kembali sebagi asisten rumah tangga di pulau Bali disanalah ia bertemu Y yang akhirnya menjadi suaminya walaupun berbeda keyakinan, setalah menikah I mengikuti suaminya untuk bertempat tinggal di kampung halaman suaminya di NTT dan satu rumah dengan keluarga suaminya. Lagi-lagi siksaan kembali didapatkannya tapi kali ini bukan dari suami tapi dari keluarga suami karena dianggap berbeda keyakinan. Bertahun-tahun I tidak dapat melaksanakan ibadah yang biasa dia lakukan, walaupun sudah dikaruniai 2 putri tetap keadaan tidak berubah. Sampai pada saat umur anak yang ke-2 menginjak 1 tahun ia memutuskan untuk lari dan membawa anaknya, malang pelariannya itu diketahui dan akhirnya I diusir oleh keluarga suaminya dan dipisahkan dari kedua anaknya. Air susu yang masih berlimpah terbuang cuma-cuma karena dia dipisahkan dari anaknya yang masih membutuhkan ASI. Sepanjang perjalanan pulang ke kampung dengan kondisi PD yang bengkak dan kerinduan yang mendalam pada kedua anaknya menambah rasa sakit yang ia rasa. Saat ini ia sudah menikah lagi dengan seorang pria tapi penderitaan pun masih beum usai di hari ke-2 pernikahannya ia harus menghadapi kenyataan kalau ia ternyata hanya dijadikan istri ke-2. 

*****

C seorang sarjana teknik mesin dengan predikat lulus memuaskan di universitasnya, selama 2 tahun menganggur dan hanya bisa mendengar pergunjingan keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Sempat menjadi tukang becak, kernet bahakan supir angkutan umum karena tidak mendapat pekerjaan. Dengan bekal nekad akhirnya ia hijrah ke Pulau Kalimantan yang katanya banyak perusahaan2 besar disana. Lagi-lagi nasib baik tidak berpihak padanya semua lowongan yang ia lamar tidak bisa menerima karena ia tidak memiliki KTP Kalimantan. Saat ini ia menjadi tukang sayur keliling, ya tukang sayur keliling dengan titel ST dan omset 4 juta per hari.

*****

Wednesday, March 3, 2010

DERAWAN ISLAND 26 - 28 feb 2010




Mimpi apa sampai jadi punya hobby baru kaya gini :) walaupun pulang dari derawan pasti warna kulit jadi eksotis (red : menghitam) tapi rasanya puasssss banget ^_^